Dieng Negeri di Atas Awan dan di Hyang
Dataran tinggi Dieng salah satu wilayah di Jawa Tengah yang sangat terkenal. Panorama alamnya sangat cantik dengan udara nan sejuk ke arah dingin. Pemandangan saat kabut yang memeluk bumi mulai tersingkap pelan alamak meragakan negeri di atas awan.
Dieng yang dipercaya berasal dari kata Di Hyang, Di merujuk pada kata ardi/gunung ataupun tempat dan Hyang bermakna dewata. Dieng atau Di Hyang adalah gunung tempat para dewa bersemayam. Dataran tinggi Dieng atau Dieng plateau (plato Dieng) adalah kaldera Gunung Prau Purba dengan gigir gunung mengelilinginya. Julukan pakuning tanah Jawi, paku raksasa yang ditancapkan di pusar Pulau Jawa agar mantap mengapung di tengah Samudera Indonesia diberikan kepada Dieng.
Kepercayaan Hindu Syiwa berakar kuat di wilayah pegunungan ini. Pegunungan tempat udara dan air bersih adalah tempat ideal bangunan pamujan didirikan. Kawasan Cagar Budaya Candi Arjuna yang berada di pusat dataran tinggi Dieng salah satu warisan budaya megahnya kawasan pemujaan saat itu. Selalu menghadirkan rasa syukur bangga, takjub dengan karya akbar dan kerja keras para leluhur yang membangun kawasan candi di daerah terpencil dengan peralatan minimum saat itu.
Candi Dwarawati Menyendiri
Pengunjung dataran tinggi Dieng pada umumnya mengetahui kompleks Candi Arjuna yang terdiri dari beberapa candi, juga Candi Gatotkaca, maupun Candi Bima bahkan Candi Setyaki yang lebih mungil agak minggir. Namun tidak semua pengunjung kawasan plato Dieng ini meluangkan waktu berkunjung ke Candi Dwarawati.
Seolah tersembunyi menyendiri, Candi Dwarawati yang berada di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara ini, tidak berada di jalur lingkar kawasan wisata Dieng. Saya berkesempatan mengunjunginya bulan Juni 2016 dengan menyusuri jalan desa, berada di belakang kawasan pemukiman. Aksesnya cukup mudah koq, kendaraan bisa mencapainya dan parkir di ujung jalan di tepian ladang petani.
Berbeda dengan penamaan candi lain di kawasan Dieng yang berasal dari tokoh pewayangan. Nama Dwarawati mengingatkan pada nama kerajaan Dwarata, yang dipimpin oleh Prabu Kresna penasihat para Pandawa.
Pengunjung dapat masuk kawasan tanpa hambatan. Kompleks ini tanpa penjagaan khusus, pintu pagarnya cukup hanya ditutup tanpa digembok. Bahkan tepian candi ini menjadi sarana lalu lintas petani menuju ke ladang maupun mengusung hasil panennya.
Candi Dwarawati Sahabat Para Petani
Mengamati Candi Dwarawati yang berdiri kokoh menyendiri di tengah hamparan ladang, seolah menegaskan perannya, candi Dwarawati adalah sahabat para petani.