Berolahraga merupakan bagian dari gaya hidup sehat. Bahkan disarankan untuk menyempatkan waktu berolahraga setiap berapa kali dalam seminggu. Namun ternyata berolahraga tidak selalu memberikan dampak baik bahkan dapat menimbulkan cidera termasuk kematian.
Tidak hanya sebatas penyuka olahraga, bahkan atlet meregang nyawa saat olahraga akibat serangan jantung. Sebut saja Christian Eriksen yang kolaps di lapangan dan Markis Kido yang sempat jatuh dilapangan sebelum meninggal dunia. Insiden serupa juga pernah dialami oleh public figure Aji Massaid an Asraf Sinclair.
Pertanyaan kita adalah bagaimana hal seperti ini bisa terjadi dan bagaimana cara menyikapinya agar mencegah tidak terjadi hal yang serupa?
Perlu kita tahu mengapa dapat terjadinya serangan jantung adalah tentang anatomi jantung. Didalam otot jantung terdapat pembuluh darah yang selembut rambut. Ketika pembuluh darah ini tersumbat oleh plak kolesterol dan asam urat dari makanan yang konsumsi hal ini dapat membentuk sumbatan dalam pembuluh darah jantung. Ketika sumbatan ini menghalangi aliran darah maka berakibat pembuluh darah pecah. Bila pada bagian tubuh lain kita sebut stroke, sedangkan apada jantung lazim disebut serangan jantung.
Pada dasarnya berolahraga tidak pernah lepas dari resiko entah terkilir, keseleo,tersiku, tertendang, patah tulang, tenggelam, termasuk serangan jantung. Berikut ini saya jabarkan beberapa tips untuk meminimalisir cidera termasuk serangan jantung agar tidak sampai berakibat pada kematian.
Mengenali batas kekuatan tubuh
Kesalahan yang tidak disadari oleh orang yang berolahraga hingga menimbulkan cidera adalah karena tidak cukup mengenal batas kekuatan tubuhnya sendiri. Hal yang perlu dipahami dalam berolahraga adalah bahwa setiap manusia itu unik termasuk staminanya. Stamina ini dipengaruhi oleh banyak hal antara lain genetik, pola makan, pola istirahat, intesitas latihan, usia, dan mindset.
Namun seringnya orang-orang yang mengalami cidera terutama serangan jantung saat olahraga adalah akibat tidak mampu mengukur batas kekuatannya. Terutama pada olahraga kardio yang bersifat kompetitif seperti badminton, sepak bola, lari dan sebagainya, ambisi untuk menang sering kali membutakan kemampuan seseorang mengukur limitnya.
Padahal mengukur limit kekuatan tubuh bisa kita kenali seperti nafas ngos-ngosan, jantung berdegup kencang atau terasa berat, haus, pandangan berkunang dan sebagainya. Pada saat seorang atlet mengalami gejala seperti ini, tak ada salahnya untuk angkat tangan dan meminta istirahat dipinggir lapangan. Agar hal yang tidak diinginkan tidak sampai terjadi.
Pemanasan
Semua olahraga perlu pemanasan, hal ini dimaksudkan untuk menghindari cidera terutama pada otot gerak dan sendi gerak. Pemanasan juga berfungsi untuk menghindarkan otot pegal olahraga dilakukan. Tak hanya otot gerak, pemanasan pada otot jantung juga dapat dilakukan dengan misalnya lari kecil keliling lapangan atau menggunakan tali skipping sebelum turun ke lapangan untuk bertanding.