Lihat ke Halaman Asli

novy khayra

Aspire to inspire

Merasa Lebih Mulia Karena Harta

Diperbarui: 5 Juli 2020   08:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kerecehan dunia (sumber : pixabay) 


Manusia itu kebanyakan picik, mereka pikir jika lebih kaya / punya jabatan dari yang lain lalu congkak, dan yang lebih parah aniaya/dzalim terhadap yang lain. Seperti video viral yang kemarin saya lihat di medsos seorang pengendara mobil menendang ojol sampai badan dan motornya tersungkur jatuh. Hanya karena marah diklakson dikira menantang sambil mengaku bahwa dia seorang buser alias polisi.

 Apa semua polisi demikian? Beberapa oknum iya, sebagian besar tentu tidak.
Orang sok kaya dan sok bangsawan karena atribut pekerjaan macam ini hidupnya tidak akan pernah sampai puncak. Jikapun iya, maka itu adalah istidraj. Apa itu istidroj? Istidroj adalah diberikannya kenikmatan di dunia walau dia berbuat dosa dan tidak pernah ibadah sama sekali. Karena Allah tidak mengingingkannya mendapat nikmat di akhirat.

Apa kita tidak boleh kaya dan punya jabatan biar tidak begini? Bukan! Kalo mampu dapatkan! Yang tidak boleh adalah caranya yang haram dan kesombongannya seolah semua mua usaha dia. Padahal itu karunia Allah agar kita-kita menjadi perpanjangan tangan Tuhan di dunia. Begitupun bagi yang tidak mampu, tidak usah minder. Karena ini semua hanya sementara. 


Nabi Muhammad saat menjadi rosul juga tidak kaya karena sudah pernah kaya raya dimana kekayaannya habis untuk modal dakwah. Demikianpun sahabat-sahabat  yang super kaya seperti Abdurrahman bin Auf dan Ustman bin Affan pun tidak berani menghina nabi bahkan hormat sehormat-hormatnya. Karena apa? mereka tahu kekayaan mereka jika diukur dengan kekayaan orang terkaya saat ini katakanlah Jezz Bezos tidak ada apa-apanya dibandingkan kerosulan Rosulullah. Derajat spiritual jauh lebih tinggi nilainya daripada material karena adalah modal untuk kehidupan abadi.

Karena jika kekayaan adalah anugrah tertinggi maka semua nabi yang turun akan kaya semua. Nyatanya tidak, hanya nabi Sulaiman dan Nabi Daud yang super kaya. Itupun Nabi Sulaiman langsung minta ampun saat mencoba memberi makan semua makhluk dibumi dengan hartanya yang ternyata kurang walau hanya memberi makan untuk sehari. 

Gimanapun manusia hanya diberikan sedikit kekayaan dari yang Maha Kaya. Bahkan yang berpikir bagi yang terkaya sekalipun tidak ada apa-apanya yang dibandingkan dengan jutaan galaksi, milyaran bintang dan berapa kehidupan bumi yang tidak terjangkau akal.

Semoga budaya merasa lebih mulia dari yg lain baik itu dari Sisi hartanya, jabatan, bahkan agama tercerabut dari bumi nusantara ini. Kita boleh terus mengejar prestasi, tapi jangan merasa lebih tinggi lalu aniaya terhadap orang yg kita anggap lebih rendah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline