kutempatkan nama tuhan di bagian dinding sebagai hiasan, entah menghias apa
kulingkari nama tuhan di buku-buku yang kosong, entah dengan maksud apa
kusebut-sebut nama tuhan di dalam langkahku, entah siapa dia
kupelajari kata-kata tuhan dalam buku-buku tua, tak kutemukan diriku
kupotret foto-foto alam, kuklaim kekuasaan tuhan, entah untuk apa
kukunjungi tempat orang beribadah yang dibangun besar-besar, entah untuk membesarkan siapa
kucari jalan keluar dari rasa lapar, tak kutemui tuhan di tikungan
kuraba-raba keyakinanku, tuhan tak lagi kutemukan, entah untuk apa penemuan itu jikapun ada di sana
kukirimkan doa kepada dia yang menerima segalanya, entah doa tentang siapa
kugugurkan kebebalanku untuk pelan membaca sabda, entah kenapa aku tidak tahu mulai dari apa
kutemui orang-orang dan bertanya di mana tuhanmu, siapa tahu aku bisa ketemu, entah mengapa mereka pergi
kutemui pengemis yang menunggu, mengapa kau sembunyikan tuhan pada tadahmu?
kalau tuhan tak bersama kita, tegurnya, kau mencari-carinya
kalau tuhan bersamamu, katanya, kau menegurnya pun tidak
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H