Pernah suatu ketika di timeline sosial media saya, lewat konten mengenai perkiraan gaya asuh oleh Gen Z terhadap anak-anaknya. Seperti sosial media pada umumnya, konten nyeleneh sebagai bahan lucu-lucuan akan mudah ditemukan. Reaksi saya setelah menonton cukup terhibur, ditambah dengan sedikit anggukan "Oh iya ya...".
Lucunya saya bisa ikut membayangkan bagaimana nanti Gen Z jika memiliki anak karena yang saya tahu generasi ini tidak terlepas dari kemajuan teknologi, apalagi gadget yang sudah seperti barang pokok. Jika nanti sang anak curhat,
"Bu, aku capek ..."
Ibunya menjawab sambil scrolling base twitter
"Same bestie"
Gen Z merupakan generasi kelahiran antara tahun 1997-2012, saya asumsikan masih banyak yang belum beranjak ke jenjang pernikahan. Ditambah, sepertinya generasi ini sedang masa-masanya menempuh pendidikan dan membangun karir.
Tantangan menjadi generasi ini tidaklah mudah, terutama di Indonesia yang sedang gencar-gencarnya isu bonus demografi. Maka tak heran, Gen Z harus meningkatkan skill agar nanti bisa berkompetisi di industri kerja. Oleh karena itu, seperti dilansir dari Forbes generasi ini memiliki orientasi kesuksesan pribadi sebagai tujuan akhir.
Walaupun tak menutup kemungkinan Gen Z akan berkeluarga, dan memiliki anak.
Belajar Parenting Sedari Dini
Parenting didefinisikan sebagai pola asuh orang tua terhadap anak, atau dengan kata lain parenting merupakan proses bagaimana orang tua mendidik dan membesarkan anak.
Pola asuh merupakan hal penting dalam tumbuh kembang anak, karena orang tua sebagai pilar pertama yang anak kenal.