UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk berkembang. Salah satu UMKM yang saat ini menjadi perhatian untuk lebih dikembangkan adalah UMKM konveksi produksi daster. Pakaian daster banyak digemari perempuan karena simple dan sangat nyaman digunakan sehari-hari sehingga memiliki daya Tarik tersendiri. Namun, UMKM konveksi daster seringkali mengalami kesulitan dalam mengelola bisnis dan pengambilan keputusan yang tepat untuk mengembangkan bisnis. Salah satu hal yang menjadi kendala adalah kurangnya penerapan akuntansi manajemen yang sistematis. Informasi akuntansi manajemen dapat menjadi dasar dalam pengambilan keputusan serta memungkinkan UMKM untuk mengukur kinerja bisnis secara berkala. Akan tetapi, banyak pelaku UMKM yang belum paham terkait penerapan akuntansi manajemen terutama dalam hal penilaian kinerja dan pengambilan keputusan yang mengakibatkan kesulitan pada UMKM untuk berkembang dan bersaing di pasar yang semakin kompetitif.
Pengambilan keputusan dan penilaian kinerja merupakan suatu hal yang penting untuk kemajuan sebuah bisnis. Dalam era bisnis yang semakin kompetitif, suatu perusahaan dituntut untuk mengambil keputusan yang cepat dan tepat. Dalam hal ini akuntansi manajemen berperan penting dalam proses pengambilan keputusan dan juga dalam penilaian kinerja dengan membandingkan hasil yang dicapai target yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, manajemen dapat mengidentifikasi dan mengambil tindakan yang bagus untuk meningkatkan profitabilitas. Penilaian kinerja atau evaluasi kinerja seringkali dihubungkan dengan perubahan atau peningkatan profitabilitas perusahaan. Begitupula penilaian kinerja pada UMKM yang berdasarkan peningkatan laba dari waktu ke waktu.
Akuntansi manajemen berperan untuk membantu pengambilan keputusan yang berkaitan dengan penilaian atau evaluasi kinerja melalui peningkatan laba yang disajikan pada laporan laba rugi tiap periode. Laporan laba rugi akuntansi manajemen menyediakan informasi perhitungan laba secara detail mengenai adanya laba yang meningkat atau menurun dari periode satu ke periode lainnya, sehingga dapat digunakan untuk penilaian kinerja. Terdapat dua pendekatan penilaian kinerja untuk menyusun laporan laba rugi dengan metode penentuan biaya pada akuntansi manajemen, yaitu:
- Metode Penentuan Biaya Penuh (PBP)
- Metode Penentuan Biaya Variabel (PBV)
Perbedaan kedua metode diatas terletak pada pembebanan biaya, pada metode PBP seluruh biaya produksi dialokasikan ke setiap unit produk baik biaya variabel ataupun biaya tetap. Sedangkan, metode PBV biaya overhead pabrik tetap tidak dialokasikan ke unit produk tapi diakui sebagai biaya periodik. Keduanya memiliki keunggulan dan kelemahan dalam pengambilan keputusan efektif pada penilaian kinerja suatu perusahaan ataupun UMKM.
Lantas metode manakah yang sebaiknya digunakan untuk penilaian kinerja?
Contoh Penerapan;
Sebagai contoh adalah seorang owner atau pemilik dari UMKM konveksi daster ingin melakukan evaluasi atau penilaian kinerja pada UMKM yang ia kelola berdasarkan laba yang dihasilkan dari penjualan. Pemilik UMKM harus melakukan pengambilan keputusan yang tepat terkait metode mana yang lebih baik dipilih untuk penilaian kinerja UMKM berdasarkan pada analisis perbandingan penggunaan metode PBP dan metode PBV pada perhitungan laba yang didapatkan UMKM konveksi daster. Pada UMKM tersebut diketahui data penjualan daster pada bulan September adalah 18.000 pcs dan untuk penjualan bulan Oktober adalah 19.000 pcs. Data tersebut menunjukkan adanya peningkatan penjualan dari bulan September dan Oktober dengan selisih sebesar 1.000 pcs. Perhitungan laba dengan menggunakan metode PBV menunjukkan adanya peningkatan laba dari bulan September ke bulan Oktober peningkatan tersebut sesuai dengan meningkatnya penjualan daster. Sedangkan dengan menggunakan metode PBP menunjukkan bahwa terjadi penurunan laba dari bulan September ke Oktober, meskipun terdapat peningkatan penjualan.
Berdasarkan hasil perhitungan dari kedua metode maka, penggunaan metode penentuan biaya variabel (PBV) membuktikan adanya peningkatan laba sedangkan penggunaan metode penentuan biaya penuh (PBP) gagal membuktikan adanya peningkatan laba. Dengan demikian,pengambilan keputusan yang tepat dalam penilaian kinerja yang dapat dilakukan oleh owner dari UMKM konveksi daster adalah menggunakan metode PBV, karena perhitungan menggunakan metode PBV menunjukkan peningkatan laba yang sesuai dengan meningkatnya penjualan, hal ini dapat digunakan untuk penilaian kinerja bahwa kinerja UMKM dalam kondisi baik dengan bukti adanya peningkatan laba.
Akuntansi manajemen berperan penting dalam pengembangan UMKM yang ada di Indonesia. Salah satu peran akuntansi manajemen yaitu membantu pengambilan keputusan terutama pada penilaian kinerja UMKM konveksi daster. Penilaian kinerja dengan akuntansi manajemen melalui dua pendekatan metode penentuan biaya yaitu penentuan biaya penuh dan penentuan biaya variabel. Perhitungan laba yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan mengenai penilaian atau evaluasi kinerja UMKM konveksi daster menggunakan metode penentuan biaya variabel (PBV) menghasilkan adanya peningkatan laba dari periode ke periode lain sehingga memungkinkan pemilik UMKM konveksi daster untuk mengambil keputusan secara cepat dan tepat dengan melihat biaya yang dihadapi setiap hari atau pengambilan keputusan dalam jangka pendek. Sedangkan penggunaan metode penentuan biaya penuh (PBP) menghasilkan adanya penurunan laba. Pemilihan penggunaan metode biaya yang tepat tergantung pada tujuan dan jenis keputusan yang akan diambil. Metode PBP dan PBV sama-sama dapat digunakan untuk pengambilan keputusan yang efektif dalam mengembangkan sebuah bisnis pada UMKM.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H