Lihat ke Halaman Asli

Novrialdi budi Putra

Independet Consultant

Taro Bali: Taro Tourism Village "The Truly Bali"

Diperbarui: 30 Juni 2024   18:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Penulis, 2024

TARO BALI: Taro Tourism Village "The Truly Bali"

Benar, julukan sebagai the truly Bali diungkap oleh seorang wisatawan mancanegara yang berwisata di Desa Wisata Taro, lebih jelas disebutkan “this is Bali i’ve ever know just like 40 years ago”. Menjadi menarik untuk penulis ulas lebih dalam, mengapa wisatawan tersebut sampai menyebutkan bahwa Desa Wisata Taro adalah gambaran Bali di 40 tahun yang lalu.

Desa Wisata Taro adalah sebuah desa wisata yang terletak di Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Bali. Menepuh waktu kurang lebih 2 jam dari Denpasar, desa ini terletak di ketinggian 600-750 meter di atas permukaan laut yang menjadi suasana di desa ini sejuk bahkan di siang hari yang terik. Desa Wisata ini dikenal dan mengenalkan dirinya sebagai “An Eco-Spiritual Destination” yang menawarkan konsep berwisata di kawasan pedesaan yang kental akan tradisi masyarakat Bali, ketenangan spiritualitas jiwa, dan keunikan warisan budaya Bali. Umumnya wisatawan yang menetap dan berwisata di Desa Wisata Taro mencari suasana yang tenang untuk menyegarkan kesehatan jiwa dan raga, bekerja dengan tenang, dan mempelajari tradisi lokal.

Sedikit penjelasan bahwa Desa Wisata adalah konsep berwisata oleh wisatawan dengan menetap di dalam lingkungan tradisional atau desa terpencil untuk mempelajari dan mengalami langsung kehidupan desa dan masyarakat lokal.

Beberapa destinasi dan Daya Tarik Wisata (DTW) unggulan yang dikembangkan oleh masyarakat lokal diantaranya:

1. Konservasi Lembu Putih Bali

Potret wisatawan bersama lembu putih

Dokumentasi Penulis, 2024

Lembu putih bali dianggap sebagai binatang suci milik dewa-dewa yang melindungi kehidupan masyarakat bali serta keberadaannya sangat dihormati karena dianggap sebagai lembu duwe (lembu milik dewa)[1]. Kawasan lembu putih dirawat dengan baik karena sering dilibatkan dalam upacara besar dan menerima kehadiran wisatawan, di dalam kawasan konservasi ini terdapat pula beberapa homestay.

2. Taman dan Konservasi Kunang-Kunang (The Fire Flies Garden)

Santap Kudapan di Taman Kunang-Kunang

Dokumentasi Penulis, 2024

Wilayah konservasi kunang-kunang ini dinisiasi dan dikelola oleh I Wayan Wardika, S.ST.Par yang berlokasi di Tegal Dukuh Camp Desa Taro. Dalam usaha konservasi dan “naturalisasi” kunang-kunang tersebut, I WayanWardika mengembangkan pertanian organik yang menjadi agrowisata untuk tujuan penangkaran kunang-kunang. Lebih lengkap terkait nilai filosofis dan pelestarian kunang-kunang tersebut lengkap diterangkan dalam buku yang diterbitkan oleh I Wayan Wardika sendiri dengan judul Bring Back The Light: Perjalanan Hidup Pelestarian Kunang-Kunang Sebagai Cahaya Semesta tahun terbitan 2024. Di taman kunang-kunang ini wisatawan dapat menikmati suasana terasering sawah yang asri dan disaat malam yang gelap dapat melihat pencaran manja kunang-kunang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline