Ini sengaja saya tuliskan agar semua yang ingin menggunakan jasa Kereta Api Eksekutif lebih berhati-hati dan berpikir untuk mempertimbangkan ulang dampak jika naik KA. Sering terjadi PENCURIAN BARANG BERHARGA DI KA EKSEKUTIF
Tadi malam, 5 Desember 2013, jam 19.30 suami saya berangkat dari Gambir ke Jawa Timur naik KA Eksekutif Sembrani menuju Cepu (Jawa Tengah), ke lokasi proyeknya. Seperti biasa untuk menuju proyek tersebut adalah lebih praktis menggunakan Kereta Api dibanding moda transportasi lain, misal Pesawat Terbang. Bagaimana tidak.... berangkat dari Jakarta malam, lalu keesokan harinya jam 5 sudah sampai di Cepu dan hanya 30menit dari stasiun sudah sampai di lokasi. Sementara kalau harus naik pesawat, setelah landing di Juanda - Surabaya, harus melanjutkan perjalanan ±3 jam dengan naik mobil. Belum lagi kalau dilihat dari sisi biaya yang dikeluarkan pastinya jauh lebih besar.Atas pertimbangan tersebut, pilihan perusahaan kami selalu menggunakan moda transportasi Kereta Api. Namun kejadian barusan membuat kami harus berpikir beribu-ribu kali sebelum naik Kereta Api lagi. Saat turun di stasiun tujuan , stasiun Cepu pagi ini sekitar jam 5 tgl 6 Desember 2013, dia kehilangan semua barang berharga-nya. Yang hilang adalah Laptop (ada di Ransel) dan Dompet serta 2 HP (ada di tas kecil). Anehnya kenapa si pencuri tahu bahwa di Ransel ada laptop, karena selama dari kantor sampai di dalam KA dan sampai tujuan, laptop tidak dikeluarkan sama sekali. Sedangkan Dompet dan HP disimpan di dalam tas yang selalu berada di tubuh suami, dan itu juga hilang padahal tas masih menempel di badannya. Memang penilaian saya selama ini terhadap jasa PT KAI sudah berubah menjadi lebih baik. Kondisi gerbong KA Eksekutif lumayan bersih, jam berangkat bisa dibilang on-time, Toilet gerbong rutin dibersihkan selama dalam perjalanan, pemesanan tiket KA lebih mudah (bisa online atau via phone). Tapi yang belum meningkat adalah pelayanan dalam masalah keamanan. Seringkali saya mendengar kejadian kecurian di KA Eksekutif, khususnya KA Sembrani. Ini saya dengar langsung lho, bukan dari cerita yang dari cerita temannya teman atau saudaranya teman dan lain sebagainya. Mereka yang mengalami musibah kecurian di KA Sembrani adalah karyawan di perusahaan kami, juga supplier dan rekanan kami. Kecurian barang berharga di Kereta Api sangat sering terjadi, bahkan di KA Eksekutif yang tidak pernah ada pedagang asongan diperbolehkan masuk ke gerbong, yang katanya selalu ada Polsuska keliling menjaga keamanan. Pencurian di KA tersebut biasanya dengan kejadian sebagai berikut : - Ada lebih 1 korban dalam seluruh rangkaian KA - Terjadi setelah aplusan Polsuska di Semarang , sehingga saling lempar tanggungjawab - respon dari PT KAI hanya membuatkan catatan atau laporan tanpa tindakan lebih lanjut Modus pencurian seperti ini sudah pernah saya alami 18 tahun yang lalu. Dan respon PT KAI ya seperti ini juga, sampai sekarang ternyata tidak ada peningkatan mutu pelayanan meski sudah ganti beberapa pejabat, menteri, presiden. Alasan klasik yang diajukan Polsuska seperti copy-paste saja. Kalau ditanya mesti kemana mau menyampaikan keluhan ini, ya jawabnya ke laut aja, ha ha...... Kalau mau complain tentang layanan PT KAI, sepertinya harus ditelan sendiri resiko kecurian jika naik KA.... Kalau tidak mau kecurian, ya jangan naik Kereta Api. Padahal animo penumpang KA Eksekutif makin lama makin tinggi. Potensi penumpang KA Sembrani pun pasti banyak sekali. Saat ini sedang banyak proyek besar disekitar Cepu - Bojonegoro. Jika saja Menteri BUMN , bapak Dahlan Iskan, bisa menyentil Dirut PT KAI agar bisa membenahi layanannya, termasuk keamanan selama perjalanan, tentunya ini adalah salah satu cara untuk mengurangi kepadatan lalu lintas di Jalan Raya. Para Pebisnis atau Eksekutif mungkin bisa lebih nyaman untuk beralih ke moda transportasi Kereta Api. Namun jika faktor keamanan, kenyamanan, dan tidak ribet masih belum bisa diberikan, ya sampai segitu-gitu saja mutu PT KAI. Mau menyamai seperti KA di negara tetangga atau Jepang ? .... Mimpi kali yeee...... Paling-paling yang bisa diingat adalah lagu "Naik Kereta Api tut tut .. siapa hendak turut...." atau cerita tentang nasi goreng dan bistik yang dijajakan selama dalam perjalanan. Masukan dari saya untuk mencegah atau mengatasi kasus pencurian di dalam gerbong :
- Pasang CCTV di setiap gerbong , sehingga bisa dilacak kejadian tersebut. Jika ternyata si pencuri atau kawanan pencuri berpura-pura sebagai penumpang, tentunya bisa bisa ditelusuri dari identitas-nya saat pembelian tiket - karena pembelian tiket KA hanya boleh jika menunjukkan identitas si Penumpang itu sendiri.
- Setiap barang bawaan diberi tanda oleh Petugas - 1 untuk ditempel di barang dan 1 untuk dibawa penumpang bersangkutan, sehingga ketika turun atau melewati pintu keluar, petugas harus mencocokkan tanda tersebut.
- Pembatasan akses keluar-masuk gerbong KA. Tidak di setiap gerbong ada akses tersebut, agar pengawasan lebih terjaga.
Sekali lagi ... Hati-hati jika sudah memutuskan untuk menggunakan layanan Kereta Api. Resiko Kecurian Barang Berharga adalah Resiko yang Harus ditanggung sendiri yang Harganya bisa jauh lebih besar dari harga tiket. Jangan harap ada Respon yang Profesional jika anda terkena musibah tersebut. Jadi, belum tentu harga tiket KA lebih murah dibanding tiket Pesawat kelas bisnis.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI