Lihat ke Halaman Asli

Novrita Financial Planner

TERVERIFIKASI

Finance Director at PT Kelsey Indonesia

Hati-hati Pembajak Akun Facebook Berhasil Menipu Lagi...!!!!

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerita ini adalah pengalaman pahit dari salah seorang kerabat saya. Dia sebetulnya ingin menuliskan kejadian ini, namun karena mengingat beberapa nama yang nantinya bakal ikut sedih atas apa yang menimpa pada dirinya, maka dia urung kan niatnya. Hanya saja agar pengalaman pahitnya tidak terjadi pada orang lain dan memberikan kewaspadaan bagi semuanya, maka saya minta ijin untuk memposting di sini.

Berikut ceritanya:

Pelayan sudah menanyakan apakah kami akan memesan sesuatu lagi sebagai last order untuk mengusir kami dengan halus ketika pertanyanku untuk mas Firman dijawab oleh kang Dudung bahwa pak Dian Kelana menulis di Kompasiana bahwa akun FB pak Thamrin Dahlan di-hack. Aku reflek memandang suamiku dan berbisik “should!” sebagai ungkapan kaget bercampur kecewa yang sebenarnya berasal dari kata “sh**!” dan seperti biasa dia menatapku tenang tanpa berkata apa-apa untuk menenangkanku.

Pertanyaanku itu seharusnya kutanyakan sebelum kejadian tidak menyenangkan yang kualami karena aku ingin memastikan apakah mas Firman  sempat memperhatikan akun FB pak Thamrin yang memuat beberapa foto gadget terbaru dari merek-merek terbaik saat ini dan sebuah statusnya yang menerangkan bahwa pak Thamrin baru membeli beberapa gadget asli dengan harga sangat murah dari lelang Bea Cukai yang berasal dari barang sitaan. Disitu memang disebutkan juga harga beberapa item yang membuat mataku membesar karena tidak percaya.

Aku sebenarnya hanya berniat  menyapa pak Thamrin setelah melihat kejanggalan pagi tadi  karena tidak biasanya pak Thamrin memuat gambar-gambar gadget seperti itu namun status yang provokatif tentang harga gadget yang begitu murah membuatku tergiur dan lengah.

Sempat meninggalkan komentar apakah statusnya serius karena jika iya, aku berminat. Pertanyanku itu langsung dijawab melalui inbox dengan mempersilahkan aku menghubungi sepupunya yang diperkenalkan sebagai pejabat Bea Cukai jika aku memang berminat.

Akhirnya aku langsung menghubungi pak Narzan, sepupunya itu.

Alarmku sudah berbunyi ketika pak Narzan mengatakan jika aku beminat sungguh-sungguh  aku harus mentransfer uang dalam waktu setengah jam namun jawabannya yang meyakinkan bahwa barang yang aku inginkan yaitu McBook Pro dan iPad2 banyak yang menginginkan dan dia tidak bisa menjamin apakah masih ada jika aku tidak segera mentransfer karena akan diberikan kepada peminat lain, membuatku tidak memiliki kesempatan untuk berpikir panjang.

Aku sempat meminta pertimbangan kepada suamiku dan dia tidak setuju aku membeli gadget yang harganya menurut dia sangat mencurigakan namun aku bersikeras bahwa ini saudara sepupunya pak Thamrin Dahlan jadi tidak mungkin dia melakukan penipuan karena pak Thamrin sendiri yang memberikan nomer hp-nya.

Maka setelah menutup telefon suamiku, dalam hitungan detik uangku Rp.5.500.000,- pun berpindah dari rekeningku ke rekening yang diberikan oleh pak Narzan. Menurutnya itu no rekening anaknya karena namanya berbeda tanpa aku tanya.

Aku dan pak Narzan masih berhubungan melalui sms ketika dia menanyakan no kartu kreditku. Ketika aku tanya untuk apa? Dia menjelaskan bahwa untuk mengeluarkan barang dari gudang di Bea Cukai harus ada surat resmi untuk mengeluarkan barang dan diperlukan data beserta kartu kreditku. Aku pun  memberinya no kartu kreditku beserta nama di kartu. Aku sempat bertanya dengan pak Thamrin melalui inbox mengapa nomer kartu kreditku ditanyakan dan pak Thamrin menjawab memang demikian. Tidak berapa lama 3 digit nomer di belakang kartu kreditku pun ditanyakan oleh pak Narzan beserta tgl kadaluarsanya. Aku kaget dan bertanya lagi untuk  apa. Dengan kalem dia berkata aku akan dikenakan biaya sebesar US $ 5 untuk surat izin tersebut sehingga data CCV (3 digit nomer di belakang kartu) dan tgl kadaluarsa diperlukan.

Aku menghubungi suamiku dan dia memintaku untuk tidak memberikan dua keterangan yang diminta namun lagi-lagi aku membandel karena menurutku alasan pak Narzan cukup masuk akal. Apalagi dia membalas smsku bahwa dia adalah bendahara di Bea Cukai dan banyak sekali data kartu kredit yang dimiliki dari transaksi sebelumku namun tidak ada satu pun keluhan dari semua yang sudah memberikan bahwa kartu mereka dipakai belanja oleh Bea Cukai.

Akhirnya aku memberi semua data yang yang diminta dan sempat bertanya kapan barang akan diterima, dia menanyakan alamatku. Ketika kujawab, dengan mantap dia mengatakan pengiriman hanya sehari saja karena masih di wilayah Jakarta.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline