Lihat ke Halaman Asli

Novrita Financial Planner

TERVERIFIKASI

Finance Director at PT Kelsey Indonesia

Berapa sih Besarnya UANG SAKU ANAK ?

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photobucket

Sebagai ibu rumah tangga salah satu yang harus kita persiapkan setiap hari jika mempunyai anak yang masih duduk di bangku sekolah adalah bekal serta uang saku-nya. Meski bekal makanan sudah disiapkan sang bunda dari rumah, tapi kadang masih kurang. Atau jika di sekolah sudah memesan jasa catering untuk makan siang anak, sering anak juga masih ingin makan lagi.

Tapi uang saku anak sekolah tidak semata hanya untuk membeli makanan, karena jika mereka berangkat dan pulang sekolah menggunakan kendaraan umum, tentunya kita harus menyiapkan ongkos transport mereka kan....Belum lagi kalau tiba-tiba ada kebutuhan untuk membeli buku, atau urunan untuk uang sosial jika ada teman atau guru yang kena musibah, dan lain sebagainya.

Untuk itulah... kita membekali anak-anak kita dengan uang saku selain dengan bekal makan dan minuman.

Yang jadi pertimbangan kita selanjutnya adalah seberapa besar jumlah uang yang pas atau layak untuk diberikan ke anak kita. Karena jika kita memberi terlalu banyak, maka besar kemungkinan anak cenderung boros dan lebih beresiko serta tentunya sangat tidak mendidik. Tapi kalau terlalu sedikit, ya jelas pasti kurang... kasihan anak kita kalau sampai mereka kebingungan di sekolah.

Untuk menentukan seberapa besar jumlah uang saku anak, ada beberapa faktor yang harus kita perhatikan, antara laintentang :

-Makanan dan minuman

Jika sudah dibawakan bekal makanan dan minuman, maka cukup kita berikan seporsi jajanan plus minuman. Karena besar kemungkinan anak perlu 2x makan di sekolah, mengingat kurikulum sekolah di Indonesia cukup padat, sehingga menguras energi anak. Sebaiknya sih saya sarankan agar para ibu membekali anak dengan makanan dari rumah, karena paling tidak asupan gizi dan higienitasnya bisa terjaga. Kalau toh sesekali mereka beli makanan lagi, itu hanya sekedar jajan biasa. Tapi kalau tidak sempat dibawakan bekal dari rumah, uang sakunya harus disesuaikan dengan harga-harga di kantin sekolah.

-Ongkos transport

Untuk faktor yang satu ini, harus dibedakan antara yang diantar-jemput dan yang berangkat sendiri naik kendaraan umum. Tentunya jika sudah diantar jemput, tidak perlu diberikan ongkos transport. Hanya untuk yang berangkat dan pulang sekolah sendiri kita berikan ongkos transport.

-Tabungan atau sedekah

Berikan sedikit lebih dari uang saku anak dengan pesan untuk ditabung, karena ada sekolah-sekolah yang mewajibkan siswanya untuk memiliki tabungan di sekolah. Meski tidak diwajibkan dari sekolah, ada baiknya anak sedari dini diajari untuk berinvestasi dengan menyisihkan dari uang sakunya.

-Usia anak

Faktor usia pastilah sangat penting untuk menentukan besar uang saku. Karena uang saku untuk anak SD yang berusia 9 tahun tentunya sangat berbeda dengan uang saku untuk anak SMP yang berusia 13 tahun.

Faktor-faktor di atas hanyalah sebagian dari beberapa hal yang menjadi pertimbangan besar jumlah uang saku yang akan diberikan ke anak. Karena setiap anak dan karakter dari gaya hidup masing-masing keluarga adalah unik, maka ya harus disesuaikan lebih detail.

Untuk contohnya, kita pakai kasus saya saja ya....

Anak saya siswa sebuah SMU kelas 1

Untuk bekal ke sekolah sudah dibawakan dari rumah nasi + laukpauk dan sebotol air minum

Setiap pagi berangkat diantar, pulangnya baru dia naik kendaraan umum. Kadang langsung pulang, kadang les dulu atau kadang ada urusan OSIS.

Dengan kondisi seperti itu... saya berikan uang saku bulanan dan uang saku mingguan. Bulanan yang saya berikan hanya Rp. 50.000,- selain uang saku tambahan jika dia ada acara di luar sekolah bersama teman-temannya. Besarnya uang saku tambahan saya sesuaikan dengan kondisi acarannya seperti apa. Fleksibel saja lah..... Untuk uang saku mingguan saya berikan Rp. 35.000,- dimana sudah termasuk didalamnya adalah ongkos transport. Dengan pehitungan angkot dari sekolahnya ke rumah hanya Rp. 2.000,- (5 hari/minggu) dan ada les seminggu 2x dengan ongkos ojek dari tempat les ke rumah adalah Rp. 5.000,-.

Kenapa ada yang mingguan dan ada yang bulanan ? Saya pisahkan demikian agar anak mulai belajar untuk mengatur keuangannya sendiri. Anak harus tahu jika dia menginginkan sesuatu maka dia bisa menabung dari uang saku bulanannya. Apalagi anak saya juga sudah mulai beranjak dewasa. Sedang uang mingguannya diberikan dengan jumlah yang kira-kira habis dalam seminggu tersebut, memang bisa dikatakan pas sekali untuk keperluannya.

Memang sih dari aturan yang saya terapkan tersebut ada kebocoran jika dia ‘menodong’ sambil merengek ke bapak atau bahkan ke saya sendiri. Namanya juga anak, tidak mungkinlah kita kaku banget. Tapi kan hal itu juga jarang dikabulkan. Yang pasti harus ada alasan jelas jika anak diberi tambahan uang saku diluar yang rutin.

Sekedar berbagi pengalaman tentang bagaimana memperkirakan seberapa besar jumlah uang saku yang layak untuk anak kita. Simpel sih... tinggal disesuaikan saja dengan bagaimana kondisi gaya hidup kita.

Semoga bermanfaat.....

Mulai menata dari diri sendiri... mulai dari sedini mungkin... mulai dari yang paling sederhana....

Novrita... ur financial planner... always be ur friend... follow me @Novri_ta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline