Rey Merrimen ditembak mati. Peluru Big Nick berhasil menembus vest nya. Dari awal Rey memang memilih mati ketimbang harus kembali masuk penjara. Karenanya, meski pistolnya tidak lagi berpeluru, Rey tetap menodongkannya ke wajah Nick.
Rey Merrimen dan Big Nick (Nick O'Brien) adalah dua tokoh utama di sekuel pertama Den of Thieves. Rey adalah pimpinan kelompok perampok, sedangkan Nick adalah pimpinan Major Crimes Unit nya kepolisian Los Angeles.
Keberadaan Rey dan Nick mengingatkan saya pada Neil dan Vincent di film Heat. Keduanya juga mengingatkan saya pada Doug dan Adam di film The Town. Seperti Den of Thieves, Heat dan The Town adalah film action bertemakan perampokan - dan seperti Den of Thieves, kedua film itu sukses setelah dirilis ke pasaran. Setidaknya sukses dari sisi penjualan tiket. Den of Thieves sendiri meraup US $80 juta dari hasil penjualan tiket di seluruh dunia, dengan bujet produksi US $30 juta.
Penokohan antagonis yang kuat merupakan salah satu resep sukses dari film-film kriminal. Di Den of Thieves, Rey Merrimen tidak hanya menjadi seorang pimpinan perampok. Rey juga cerdas, punya ambisi tinggi dan disegani anak buahnya. Saat Donnie tertangkap, Rey tetap dingin dan tenang. Sikap dingin dan tenangnya ini membuat kelompok Rey selalu lolos dari kejaran polisi. Background Rey juga sangar. Rey adalah mantan tentara., jadi urusan taktik dan senjata boleh diadu dengan polisi.
Di film Den of Thieves, tokoh Rey Merrimen diperankan oleh Pablo Schreiber, dan Schreiber sukses melakonkan 'Rey Merrimen' di sepanjang film ini.
Di dunia sineas, portofolio Pablo Schreiber tidak terlalu mentereng, tapi cukup meyakinkan. Schreiber pernah menjadi Kris 'Tanto' Paronto di 13 Hours: The Secret Soldiers of Benghazi. Seingat saya, penampilan Schreiber di film itu cukup solid. Schreiber juga pernah bermain di beberapa serial televisi populer. Diantaranya adalah The Wire dan Law & Order. Pasca Den of Thieves, Schreiber dipercaya untuk berperan sebagai protagonis, Master Chief, di serial televisi Halo.
Schreiber memang bukan Robert de Niro di film Heat, atau Ben Affleck di The Town. Tapi di Den of Thieves, duetnya dengan pemeran Big Nick, Gerard Butler, mampu menciptakan chemistry dan memicu tensi. Kedua hal itu diperlukan oleh film ini. Dengan adanya chemistry dan tensi diantara Rey dan Nick, Den of Thieves jadi punya modal tambahan untuk sukses. Modal yang tidak kalah penting, yaitu rivalitas.
Bermodalkan rivalitas, sebuah film perampokan tidak hanya melulu soal adu tembak dan adu balap antara aparat dan kelompok perampok. Lebih dari itu, ada adu otak diantara dua tokoh utamanya. Ada adu jeli, adu gengsi dan mungkin juga adu licik. Dengan begini, film perampokan jadi lebih seru untuk ditonton. Apalagi jika saling adu itu dilakukan dengan dingin, tidak terbuka, tapi terasa oleh penonton. Di film Heat, ada rivalitas yang dingin antara Neil dan Vincent. Hal yang sama juga terjadi antara Doug dan Adam di The Town.