Lihat ke Halaman Asli

The Banshees of Inisherin: Mutilasi Rasa

Diperbarui: 8 April 2023   14:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: SFchronicle.com

Di ajang Oscar 2023 lalu, Everything Everywhere All at Once berhasil meraih tujuh Piala Oscar dari sebelas nominasi kategori yang didapatnya. Termasuk dari kategori film terbaik. Namun berbeda dengan EEAAO, tidak satu pun Oscar dibawa pulang oleh The Banshees of Inisherin dari sembilan nominasi kategori yang didapatnya. 9-0. Saya menyayangkannya.

The Banshees of Inisherin berkisah tentang berakhirnya persahabatan Padraic Suilleabhain dan Colm Doherty. Kedua pria itu tinggal di Inisherin, di bagian barat Irlandia. Colm Doherty yang memutus persahabatan itu. Padahal Padraic tidak bersalah apa-apa. Karenanya Padraic mencari tahu alasannya, dan rasa ingin tahunya mengalirkan cerita di film ini.

The Banshee of Inisherin di direct oleh Martin McDonagh. Film ini juga dibintangi oleh Colin Farrell, Brendan Gleeson, Kery Cordon, Barry Keoghan dan Gary Lydon.

Ada banyak rasa yang terpendam di film The Banshees of Inisherin. Tapi film ini juga dipenuhi oleh berbagai cara mengekspresikannya. Colm Doherty memendam berbagai rasa itu. Termasuk rasa marah ketika Padraic memojokkannya. Bukan hanya memendamnya, Colm memutilasi rasa marahnya pada Padraic dengan cara memotong jari tangannya sendiri. Kelam memang. Tapi disaat yang sama Colm memendam dalam rasa yang lain; rasa sayangnya pada Padraic dan pada dirinya sendiri. 

Masih banyak rasa lain yang 'dipendam' oleh Martin McDonagh di film ini.  Semisal, rasa jenuh Siobhan Suilleabhain pada tempat tinggalnya, dan rasa cinta yang singgah di hati Dominic. Kedua rasa itu juga diekspresikan dengan caranya masing-masing.

The Banshees of Inisherin merekatkan tokoh-tokohnya dengan dialog solid yang mudah memprovokasi rasa iba sekaligus jengkel. Di momen yang lain, penonton bisa merasa gemas dan kecewa. Salah satu dialog itu diucapkan Padraic di JonJo saat alkohol membanjiri nalarnya.

Selain plot cerita dan aura kelamnya, penampilan Colin Farrell sebagai Padraic dan Brendan Gleeson sebagai Colm, membuat film ini menantang untuk dinikmati. Saya selalu menunggu hal apa lagi yang akan dilakukan Padraic agar Colm mau berbicara dengan (mantan) sahabatnya itu. Sebaliknya, saya juga menanti hal apa lagi yang bakal dilakukan Colm agar Padraic mau menjauhinya.

Colin Farrell melakukan tugasnya dengan baik; membuka dan memperlihatkan satu persatu layer emosi di dalam diri Padraic. Dari mulai ketidaktahuan, kenaifan hingga kemarahannya.  Di sisi lain, Gleeson menghadirkan Colm nya dengan datar. Tidak bergeming. Tapi perilaku ekstrimnya membuat alur film ini terasa sesak. Menyoal interaksi peran, chemistry Farrell dan Gleeson sudah pernah dirakit sebelumnya di In Bruges, film 'tidak biasa' yang juga ditulis dan disutradarai oleh Martin McDonagh. Karenanya tidak heran jika penampilan kedua aktor itu mampu menebalkan konflik dan emosi yang ada di The Banshees of Inisherin.

Pun demikian, Martin McDonagh gagal mengalirkan Oscar; tidak seperti yang pernah dilakukannya di 2018, lewat Three Billboards Outside Ebbing, Missouri. Mungkin para voter Academy of Motion Pictures Art and Science 2023 menganggap Farrell dan Gleeson gagal melebur dalam perannya. Mungkin para voter itu menganggap keduanya hanya sekedar berakting di film ini. Kalau itu benar, Farrell dan Gleeson rasanya sudah berakting dengan segenap kemampuannya, dan itu sudah lebih dari cukup buat saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline