Di era digital yang semakin maju, gadget telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, terutama bagi generasi muda. Meskipun teknologi menawarkan berbagai manfaat seperti akses informasi yang mudah dan komunikasi yang lebih cepat, tidak bisa dipungkiri bahwa penggunaannya yang berlebihan dapat menimbulkan dampak negatif. Penyalahgunaan gadget, terutama di kalangan anak-anak dan remaja, dapat menyebabkan berbagai masalah, mulai dari gangguan tidur, gangguan penglihatan, hingga penurunan kinerja akademis. Oleh karena itu, penting untuk mengedukasi dan membimbing generasi muda dalam menggunakan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab.
Berangkat dari latar belakang tersebut, kelompok kami yang beranggotakan Adelia Eris Savitri, Anita Rahmah Citra, Frisma Amora, dan Novanisa Putriana melakukan edukasi mengenai penggunaan gadget secara baik dan benar. Kegiatan ini dilakukan di Dusun Wiroto Desa Slamet Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang, dengan sasaran berupa 8 orang anak usia sekolah yang diketahui telah aktif sebagai pengguna gadget pribadi. Sosialisasi ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi dampak negatif gadget, tetapi juga untuk memaksimalkan manfaatnya, sehingga teknologi dapat menjadi alat yang mendukung perkembangan dan kesejahteraan anak-anak dan remaja. Kegiatan ini diusung dan dilaksanakan dalam rangka memenuhi penugasan projek mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang diampu oleh Bapak Deny Wahyu Apriadi, S. Ant. M. A.
Bagaimana mekanisme sosialisasi yang dilakukan?
Pemilihan lokasi mempertimbangkan target yang diketahui memang berada dalam kategori di bawah umur dan merupakan pemilik serta pengguna aktif gadget pribadi. Kegiatan ini menjangkau menjangkau anak-anak dari berbagai usia, mulai dari taman kanak-kanak hingga kelas 5 SD. Materi diawali dengan ditampilkannya gambar yang merepresentasikan fenomena "Berkacamata Sejak Dini" yang akhir-akhir ini sangat marak terjadi di lingkungan masyarakat. Reaksi yang muncul kemudian sesuai dengan yang kami harapkan, dimana anak-anak mulai merasa takut dan cemas. Disini kami berusaha untuk memantik adanya kesadaran mengenai bahaya penggunaan gadget secara berlebihan, yang diharapkan dapat menjadi salah satu alasan yang membantu mereka secara sadar dapat mengurangi rasio penggunaan gadget di kehidupan sehari-hari.
Pada sesi selanjutnya, kami berusaha untuk mengumpulkan informasi mengenai bagaimana anak-anak tersebut memanfaatkan gadget di kehidupan sehari-hari. Mayoritas menyebutkan bahwa gadget biasanya digunakan untuk berkomunikasi, bermain game, mencari hiburan melalui berbagai konten youtube, dan berinteraksi melalui media sosial seperti tiktok. Materi dilanjutkan dengan penyampaian materi mengenai pemanfaatan teknologi yang baik dan benar, dengan menekankan pada penggunaan beberapa aplikasi yang bermanfaat. Di sini kami menyinggung penggunaan YouTube dan TikTok sebagai media edukatif untuk mencari informasi tentang ilmu pengetahuan, tutorial pemanfaatan barang bekas untuk mengisi waktu luang dan mengurangi limbah di lingkungan sekitar, serta video pembelajaran yang diharapkan dapat membantu proses belajar secara mandiri. Selain itu, kami juga memperkenalkan aplikasi duolingo yang dapat digunakan sebagai media untuk belajar dan berlatih berbahasa inggris bagi semua kalangan. Pendekatan ini bertujuan mengarahkan minat anak-anak kepada konten yang lebih positif dan bersifat mendidik, dibandingkan konten yang hanya bersifat hiburan. Hal ini juga diharapkan mampu membantu mereka memanfaatkan teknologi untuk pengembangan diri dan peningkatan wawasan.
Selanjutnya, kami menyertakan materi tentang kebudayaan Indonesia melalui gambar-gambar tentang makanan tradisional, alat musik tradisional, dan kesenian daerah. Pada tahap ini, diketahui bahwa pengetahuan anak-anak terhadap kebudayaan tradisional masih kurang. Di sini kami kembali menekankan fungsi gadget yang seharusnya dapat membawa mereka dalam wawasan yang lebih luas, terutama mengenai warisan budaya Indonesia yang sangat penting untuk diketahui oleh para generasi muda. Dalam hal ini, kami sekaligus ingin menumbuhkan jiwa nasionalisme dan cinta tanah air dalam diri setiap anak.
Kegiatan diakhiri dengan mini games dan hukuman berupa review materi yang disampaikan selama kegiatan sosialisasi berlangsung. Pada sesi ini, mereka menyebutkan mengenai dampak penggunaan gadget secara berlebihan, cara lain dalam memanfaatkan gadget, dan beberapa budaya daerah. Hal tersebut menunjukkan bahwasannya anak-anak secara penuh telah menaruh perhatian selama proses sosialisasi dan mampu memahami materi yang disampaikan.
Apa output yang diharapkan?
Output yang kami harapkan dari diadakannya kegiatan sosialisasi ini adalah meningkatnya kesadaran dan kontrol diri setiap anak dalam menggunakan gadget secara bijak dan bertanggung jawab. Kami juga berharap gadget dapat dimanfaatkan untuk mendukung bidang akademik, kreativitas, dan meningkatkan rasa nasionalisme serta cinta tanah air anak-anak sebagai warga negara Indonesia. Dengan demikian, diharapkan dapat membantu membentuk generasi yang lebih bijak dan sehat dalam memanfaatkan teknologi, sebagai bagian dari persiapan menuju ‘Indonesia Emas 2045’.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H