Lihat ke Halaman Asli

novitasari

MAHASISWA

Tingkat Pengangguran di Indonesia

Diperbarui: 24 November 2024   19:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tingkat pengangguran di Indonesia merupakan yang tertinggi diantara negara-negara di ASEAN, tingkat pengangguran di Indonesia terjadi karena adanya peningkatan jumlah angkatan kerja dan disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang gagal menciptakan lapangan kerja baru. Permasalahan pengangguran juga dihadapi oleh negara-negara maju namun penyelesaiannya tidak memerlukan waktu yang lama. Sementara itu, berbagai permasalahan di negara berkembang antara lain terbatasnya kesempatan kerja, ledakan penduduk, kurangnya investasi dan permasalahan sosial politik. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pengangguran salah satunya adalah pertumbuhan ekonomi, Pertumbuhan ekonomi mempunyai pengaruh terhadap jumlah angkatan kerja apabila pertumbuhan ekonomi terus meningkat disuatu wilayah/negara maka kegiatan prekonomian akan meningkat terhadap jumlah pengangguran tenaga kerja dapat mengurangi pengangguran. Tingkat Partisipasi angkatan kerja juga berperan penting, meskipun ada pertumbuhan ekonomi jika tingkat partisipasi angkatan kerja rendah karena faktor-faktor seperti pendidikan yang tidak memadai atau kesenjangan gender maka pengurangan pengangguran bisa terhambat. Menekan peran krusial tingkat partisipasi angkatan kerja dalam mengatasi masalah pengangguran bahwa upaya untuk meningkatkan partisipasi angkatan kerja melalui pelatihan keterampilan dan pendidikan dapat berdampak positif terhadap penurunan pengangguran. 

Mengidentifikasi dan menganalisis hubungan antara pertumbuhan ekonomi, tingkat partisipasi angkatan kerja, inflasi, dan pengangguran adalah penting untuk merumuskan kebijakan yang efektif dalam mengatasi masalah pengangguran di Indonesia. Dengan mempertimbangkan interaksi kompleks antara faktor-faktor ini, pemerintah Indonesia dapat merancang kebijakan yang holistik untuk mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, meningkatkan partisipasi angkatan kerja, dan menjaga stabilitas inflasi. Kebijakan yang tepat dapat membantu mengurangi tingkat pengangguran dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. secara teoritis mengklaim bahwa, penurunan inflasi menyebabkan percepatan tingkat pertumbuhan ekonomi, sebaliknya ketika inflasi meningkat maka pertumbuhan ekonomi akan melemah dan merosot turun namun jika melihat data pada 1.4 dan fakta yang terjadi pada tahun 2020. Tentu saja hal ini tidak sesuai dengan teori yang di sampaikan oleh Utomo. pada tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai tingkat minimum. Apabila inflasi pada suatu wilayah mengalami penurunan maka ekspor barang wilayah tersebut akan mengalami peningkatan, namun apabila inflasi pada suatu wilayah mengalami peningkatan maka ekspor wilayah tersebut akan mengalami penurunan. Secara umum pendapat ahli ekonomi menyimpulkan bahwa inflasi yang menyebabkan turunya daya beli dari nilai uang terhadap barang-barang dan jasa, besar kecilnya ditentukan oleh elastisitas permintaan dan penawaran akan barang dan jasa. Faktor lain yang juga turut menentukan fluktuasi tingkat harga umum diantaranya adalah kebijakan pemerintah mengenai tingkat harga, yaitu dengan mengadakan kontrol harga, pemberian subsidi kepada konsumen dan lainnya. 

Pengaruh Jangka Panjang Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi dan Upah rill Terhadap Pengangguran 

Hubungan jangka panjang pertumbuhan ekonomi dan pengangguran menurut (Tenzin) dan (Jumhur ) mengemukakan bahwasannya pertumbuhan ekonomi di Indonesia belum mampu menurunkan tingkat pengangguran yang ada. Temuan ini kontradiktif bila dibanding apa yang ditemukan oleh Hanusch (2013), Gozgor (2014), Awad & Youssof (2016) dan Amor & Hassine (2017) yang kesemuanya menemukan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat mengurangi pengangguran dalam jangka panjang. Hubungan inflasi dan pengangguran menurut penelitian dari (Orji et al 2015), (Bhattarai 2016), (Adamu et al 2018) serta (Jumhur 2020) mengatakan jika tingkat Inflasi meningkat maka tingkat pengangguran juga meningkat. Namun tidak sesuai temuan (Gozgor 2014) dan (Awad & Youssof 2016) dimana mereka menemukan dalam jangka panjang terjadi hubungan negatif antara inflasi dan pengangguran. Sementara itu, upah riil dan pengangguran ada yang menemukan bahwa upah riil berhubungan negatif terhadap tingkat pengangguran yang berarti saat upah riil meningkat maka diiringi meningkatnya permintaan akan tenaga kerja seperti yang diasumsikan oleh Keynes. Pengaruh Jangka Pendek Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi dan Upah rill Terhadap Pengangguran Hubungan jangka pendek tingkat pengangguran dengan Pertumbuhan ekonomi menurut (Jumhur 2020) yang menemukan bahwa pertumbuhan ekonomi yang ada di Indonesia belum mampu menurunkan tingkat pengangguran yang ada dalam jangka pendek. Namun hasil ini kembali bertentangan dengan apa yang ditemukan oleh (Awad-warrad), (Awad & Youssof), (Gozgor), dan (Hanusch) yang kesemuanya menyimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi berhubungan negatif dengan pengangguran yang berarti dapat menurunkan pengangguran dalam jangka pendek. Hubungan jangka pendek tingkat pengangguran dan inflasi dijelaskan oleh (Jumhur 2020) dimana dalam penelitiannya inflasi pada lag 0 hingga lag 2 berhubungan positif terhadap pengangguran di Indonesia meskipun pada lag 4 baru berhubungan negatif dan signifikan. Hasil ini ini juga sesuai dengan temuan (Adamu et al) dan (Orji et al). Hasil jangka pendek ini semakin menguatkan hasil jangka panjangnya dimana peningkatan inflasi di Indonesia juga diikuti oleh peningkatan jumlah pengangguran. Hubungan jangka pendek tingkat pengangguran dan upah rill dijelaskan oleh (Awad & Youssof ) namun bertentangan dengan (Adamu et al 2018). Hasil ini sesuai dengan pandangan Keynes yang memandang naiknya upah akan menaikkan konsumsi karena pendapatan masyarakat meningkat sehingga akan direspon dengan naiknya permintaan tenaga kerja untuk menambah proses produksi sehingga naiknya upah berujung pada menurunnya pengangguran.

Faktor yang memengaruhi pengangguran

Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi masalah pengangguran, diantaranya adalah pendidikan. Rendahnya pendidikan seseorang dapat mempengaruhi pengangguran. Pendidikan dapat membantu negara keluar dari pengangguran, dengan meningkatnya SDM sehingga dapat menjadi kompetitif dengan SDM asing, diperlukan peningkatan sumber daya manusia. Banyak masyarakat miskin yang terkendala biaya untuk pendidikan, oleh karena itu pemerintah mengeluarkan anggaran belanja pemerintah pusat untuk bidang pendidikan, pada Tabel 1.1 anggaran tertinggi pada tahun 2021 sebesar 175 236.5 (Miliar rupiah). Dalam hal ini diharapkan dana tersebut dapat membantu masyarakat miskin dalam bidang pendidikan.

Faktor lain yang memengaruhi masalah pengangguran adalah PDB. Pengangguran secara tidak langsung berkaitan dengan pendapatan nasional. Keterkaitan PDB dengan pengangguran ini dikaitkan melalui Hukum Okun. Diketahui terdapat korelasi negatif antara tingkat pengangguran dengan PDB. Tingginya jumlah pengangguran akan menyebabkan turunnya produk domestik bruto (PDB), sehingga pendapatan nasional pun akan mengalami penurunan. 

Faktor lainnya yang memengaruhi masalah pengangguran adalah inflasi. Tingginya tingkat inflasi mengindikasikan adanya ketidakstabilan perekonomian negara. Dalam teori yang dikemukakan oleh A.W Phillips menunjukkan adanya trade off atau korelasi negatif antara inflasi dengan pengangguran. Hubungan dengan arah negatif ini terjadi dikarenakan tingkat pengangguran yang rendah memiliki keterkaitan dengan permintaan agregat yang tinggi, sehingga pada akhirnya memberikan tekanan pada upah serta harga pada perekonomian dan pada akhirnya memicu terjadinya inflasi. Tingkat pengangguran yang rendah cenderung memiliki inflasi yang tinggi, sedangkan pengangguran yang tinggi cenderung memiliki inflasi yang rendah (Nuzulaili, 2022). 

Silaban et al (2019) meneliti pengaruh PDRB, inflasi, upah minimum, dan jumlah penduduk terhadap pengangguran terbuka di Sumatera Utara periode 2003-2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) PDRB berpengaruh signifikan terhadap pengangguran, (2) Inflasi berpengaruh signifikan terhadap pengangguran, (3) Upah Minimum berpengaruh signifikan terhadap pengangguran, sementara (4) Jumlah Penduduk tidak berpengaruh terhadap pengangguran.

Perbedaan dari penelitian terdahulu yang telah dipaparkan di atas, dapat diketahui bahwa perbedaan penelitian ini terhadap penelitian terdahulu dalam metode, tahun dan objek penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh biaya pendidikan, pendapatan per kapita dan inflasi terhadap tingkat pengangguran di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline