Dunia berputar, sisakan nyawa terpagut lapar
sang pejalan rapuh terseret pada kulit bumi
dompet kumalnya terselip di dalam kantong baju usang itu,
di antara hiruk pikuk tak mengenal iba
Beradu nasib dalam rongga-rongga pasar
setiap hembusannya menyusup lamat-lamat
tetes keringatnya membentuk kata keramat
aroma bawang merambat ke pekat siang
dan denting waktu terurai di ujung jam
Napasnya hampir habis
belum jua satu dagangannya terjual