Lihat ke Halaman Asli

Semoga Bahagia Menyertaimu

Diperbarui: 13 Januari 2025   14:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kita sudah terlalu lama tidur
selepas kejenuhan memahatnya menjadi monumen
di tubuhku
tak ada waktu bagi duka, apalagi luka
menapaki setiap gempuran, kehancuran
terus menerus tenggelam dalam arus, jadi abu

Aku ajari kau mencintai dunia sekali lagi
tataplah dedaunan itu seksama
ada kehidupan riuh, melamban mengayuh
ada rintik yang menumbuhkan, ada doa yang menguatkan

Siapkah kau menjadi manusia lagi?
yang berbudi, yang hatinya biru
orang membasuh mulut dendam
kau mengukir ikrar
di atas punggung bumi, kau mencari jati diri
mimpi-mimpimu berjatuhan kemudian menghilang
nun di kejauhan
tak apa lanjutkan saja tebarkan benih ke segala arah
untukmu: semoga bahagia menyertaimu

2024-2025

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline