kisah berulang dan waktu terus menunggu
pergi menuju cita-cita
di kota besar itu,
kau mulai bicara dengan antusias
soal harapan di bawah hujan
walau kini tubuh tak dikenali
bacalah ayat itu lamat-lamat
di setiap perhentian nikmatilah jeda
semangatmu berbaris di sana
tumbuh lagi menjadi debaran kata motivasi
bermimpilah wahai anak manusia
sampai mimpi itu bukan sekadar tidur
orang-orang berjalan santer ke garis depan
mata kita mengerling diam-diam
terlalu banyak orang sekarat
habiskan semua duka, gagal, upaya
ceritamu tercatat di lorong-lorong kota
kemarin adalah kisah berlalu
kini hanya semangat di tubuh.
2025
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H