Angin mengeja namamu,
seperti semburat pelangi
yang tak kunjung tiba,
matahari mengintip dari ufuk
lalu sembunyi di balik bayang-bayang
aku bertanya kepada malam
di manakah kau menanam harapan?
apakah di antara kerikil-kerikil jalan
atau di tepi jendela kamar yang kau kunci rapat?
adakah aku terbuang, atau aku adalah serpihan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H