saat demokrasi rebah di perut bumi
orang-orang bijak menyembah berhala
lalu sekantung uang pengemis menjadi manis
di tangan para priyayi, yang berhati-hati
membungkus negeri komunis,
sedangkan aku tertawa bersama iblis
melihat rakyat baris berbaris.
puppeter yang malang, marionet tanpa benang
semalaman kau tidur dalam orchestrasi dusta
ragaku tanpa nyawa
saat berkelakar kau akan sejahtera