Lihat ke Halaman Asli

Novita Dina

Freelancher/enterprenership

Sejarah Tabah

Diperbarui: 24 September 2024   12:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

berderet sunyi buku-buku uzur
bersanding rapi di rumah yang di tinggalkan
sejarah terlupakan
penulisnya mati dibunuh kesepian
jasadnya hilang, terbenam di lipatan-lipatan masa yang tak terjamah

siapakah dia,
yang jejaknya tak disambut sebagai pahlawan?
namanya lenyap, tak tersisa dalam memorandum arsip,
bukanlah sebuah fiksi
kisahnya terlipat rapi di bawah zaman yang terkutuk

dipilin, dipintal, tafsirannya serupa surat-surat panjang
kau titipkan kegelisahan, kubawa kecemasan demi merampungkan
sebuah narasi
dalam bayang kekuasaan, hidup seorang anak manusia dihabiskan
demikianlah sejarahnya harus tabah dilupakan.

Sukabumi, 24 September 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline