Hari sabtu, tepatnya tanggal 9 September 2023 Tim Pengabdian Masyarakat Politeknik Manufaktur bangka Belitung (Polman Babel) menyelenggarakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat di lingkungan peserta didik SMP Islam SMART Pangkalpinang. Tim pengabdian ini diketuai oleh Linda Fujiyanti, MTI, dibantu Adi Prima, S.Tr.T(PLP) sebagai anggota dan 5 orang mahasiswa yaitu Andika, Kemal, Mutyarsih, Insyirah, dan Rizky. Tema pada kegiatan Pengabdian ini adalah Pembuatan tie dye dan Penggunaan Teknologi Informasi Sebagai Media Promosi di Lingkungan peserta didik Sekolah Menengah Pertama. Pelatihan tie dye ini bertujuan untuk melatih kreativitas peserta didik sehingga dapat menciptakan hal baru yang menarik dan dapat berguna untuk melatih kreativitas dan kerjasama, serta mendapatkan ilmu dan pengetahuan baru yang tentunya sangat berguna untuk perkembangan teknologi di era society 5.0.
Bapak Amirul Mukminin, S.Ag selaku Kepala Sekolah, dan Ibu Seta Ardiawati, S.Si selaku guru pendamping menyambut dengan baik kegiatan ini. Dalam sambutannya. "Terima kasih kepada Tim Polman Babel yang memilih SMP Islam SMART Pangkalpinang sebagai tempat pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat ini. Semoga kedepannya akan ada lagi kegiatan-kegiatan yang dapat memberi pengetahuan baru dalam perkembangan teknologi, sehingga peserta didik dapat dengan cerdas menggunakan teknologi informasi".
Kegiatan yang diikuti oleh 20 siswa SMP Islam SMART Pangkalpinang, yang merupakan perwakilan dari kelas VII, VIII, dan IX dimulai dengan paparan materi yang bertemakan membangun sikap kreativitas dan kerja sama serta Cerdas menggunakan Teknologi Informasi Sebagai Media Promosi yang disampaikan oleh Linda Fujiyanti, MTI. "Kegiatan membuat tie-dye dapat membangun sikap 2K yaitu Kreativitas dan Kolaborasi. Kemudian bagaimana cara kita mempromosikan produk hasil kita berkreasi, kita perlu suatu teknologi informasi yaitu media sosial untuk membantu mengenalkan hasil kreatifitas kita, dalam penggunaan media sosial tersebut, kita harus cerdas menggunakannya sehingga pemanfaatan media sosial tersebut menjadi maksimal."
Tie-dye sendiri dikenal sebagai seni ikat celup atau jumputan. Teknik ini sudah ada di Indonesia sejak tahun 1960-an, sayangnya, seiring berjalannya waktu, teknik tersebut sempat memudar dan hampir terlupakan. Melalui kegiatan ini, diharapkan tie-dye kembali populer di kalangan remaja sekaligus menjadi hobi baru yang menyenangkan bagi mereka, dapat berguna untuk kegiatan sehari-hari, serta mendapatkan ilmu dan pengetahuan baru yang tentunya sangat berguna untuk kedepannya.
Praktek pembuatan Tye Dye yang diaplikasi di kaos dilakukan oleh Kemal sebagai ketua kelompok dari mahasiswa MBKM, yang dibantu oleh Andika, kemudian Insyirah, Mutyarsih, dan Rizky mempraktekkan bagaimana cara cerdas menggunakan media Sosial sebagai media promosi. Pembuatan Kaos Tye Dye dilakukan dalam kolaborasi kelompok, satu kelompok terdiri dari 2 orang. Setelah kaos tye dye selesai dibuat, peserta dibimbing untuk mempromosikan hasilnya di salah satu media sosial yaitu Instagram.
Secara umum, kegiatan berlangsung dengan sangat lancar, terlihat dari antuasiasme para peserta yang terlibat langsung. Dalam unggahan mereka di Media Sosial, mengaku bangga dengan hasil karya yang mereka buat sendiri. Salah satu peserta didik yang ikut berpartisipasi, mengungkapkan bahwa ia mendapatkan banyak manfaat dari acara tersebut. "Setelah mengikuti kegiatan ini, saya mendapatkan pengetahuan baru tentang seni tie-dye itu sendiri."
By : Linda Fujiyanti, MTI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H