Lihat ke Halaman Asli

Novita RamadhanfiMaulani

Perum bumi Cikampek Baru

Keadaan UMKM Angkringan Masa Pandemi

Diperbarui: 8 September 2021   09:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Dalam konteks krisis pandemi Covid-19, publik berdebat tentang mana yang harus diproritaskan: kesehatan ataukah ekonomi? Kesehatan umumnya diartikan sebagai meminimumkan korban pandemi Covid-19 terutama tingkat kematian. Sayangnya, ketika membahas ekonomi, kebanyakan orang mengartikan ekonomi sebagai sesuatu yang sangat sempit, misalnya pendapatan, penghasilan, atau pertumbuhan ekonomi (kalau dalam konteks ekonomi makro).

Pada Masa Pandemic ini,ekonomi masyarakat Indonesia dipertanyakan,ya bisa dibilang mengalami penurunan drastis.

Lonjakan kasus positif Covid-19 memang menimbulkan kekhawatiran dari berbagai kalangan,seperti sektor usaha mikro kecil dan menengah, atau biasa disebut UMKM. 

Sebelumnya Ada Penerapan PSBB,dan sekarang Ditambah lagi dengan adanya penerapan PPKM (Perberlakuan Pembatasan kegiatan Masyarakat) yang membuat para sektor Usaha Mikro kecil dan Menengah semakin bermasalah dalam memajukan usahanya,dan membuat keruguian yang besar.Walaupun PPKM bertujuan baik bagi negara Indonesia dalam memutuskan mata rantai penularan covid-19 ini.

Aturan pemerintah untuk menerapkan PPKM menjadi faktor pemicu jual beli secara langsung,contohnya seperti usaha angkringan Tongkrongan Asyik.

Angkringan merupakan usaha yang menjual masakan dengan menyediakan tempat untuk nongkrong atau berbincang bersama keluarga,dan teman.Biasanya angkringan menjadi pusat tongkrongan anak muda,yang bisa sampai malam untuk hanya berbincang dengan teman sebaya.

Angkringan yg dinamakan Tongkrongan Asyik ini baru saja merintis,yang merupakan usaha dari ketiga Pemuda. Meraka membangun usaha angkringan ini dari nol,mulai dari membeli gerobak,alat-alat masak,alat-alat makan,bumbu dan bahan yang akan dimasak,memasak dagangan sendiri,dan menjual sendiri,semua mereka lakukan dengan kekompakkan,dan kerja sama.

Tentu saja mereka membagi - bagi tugas dalam tertanamnya kekompakkan dan kerja sama dalam usaha angkringan ini,yaitu ada yang bertugas memasak dan membakar sate,membuat wedang dan bagian keuangan,mencuci piring dan membeli belanjaan untuk bahan masakan.

Bukan hanya hal tersebut,mereka juga harus pintar-pintar mengatur keuangan,karena mereka harus menyewa tempat,membayar uang keamanan,dan keuntungan dibagi sama rata satu dengan yang lainnya.

Namun dengan adanya Pandemic,tidak mematahkan ketiga anak muda ini dalam berusaha menjemput rejeki.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline