Kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat perdesaan seperti interaksi terhadap sosialnya merupakan hal yang utama. Terlebih lagi pada zaman yang menuntut masyarakat untuk mempunyai keterampilan atau kompetensi dalam dirinya menjadi manusia yang berguna baik diri sendiri maupun bagi bangsa.
Untuk mengenali potensi yang dimiliki oleh manusia maka diperlukan pendidikan. Pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta mencerdaska kehidupan bangsa.
Tidak bisa dipungkiri bahwa, maju tidaknya suatu negara ditentukan dengan kualitas pendidikan dan kualitas SDM. Jika sebuah negaraingin maju, maka harus memiliki SDM yang berkualitas dan semua itu semua itu dapat diraih ketika tingkat pendidikan di negara dari kota maupun perdesaan tersebut baik.
Pendidikan di kota dan di desa sama-sama kita ketahui pendidikan didesa lebih rendah dibandingkan dengan pendidikan di kota, adapun mengapa pendidikan antara desa dan kota berbeda dikarenakan yang pertama, didesa rata-rata kemauan untuk menempuh pendidikan tinggi sangatlah minim mereka lebih memilih bekerja jika laki-laki, dan lebih memilih menikah jika perempuan, diperdesaan kebanyakan tidak memikirkan betapa pentingnya pendidikan untuk kedepannya.
Kedua, dukungan orang tua, dukungan orang tua sangat penting akan antusiasnya, jika orang tua tidak mendukung keinginan anaknya maka keinginan anak pun menurun. Ketiga, fasilitas dan sarana prasarana juga tidak lengkap atau sangat kurang.
Dari situlah mengapa pendidikan didesa rendah dikarenakan sarana prasarana yang belum dikatakan layak untuk dijadikan tempat untuk mencari ilmu dan membuat anak-anak kurang antusias untuk menuntut pendidikan.
Tingkat pendidikan masyarakat perdesaan pada umumnya masih rendah dimana mayoritas pendidikan hanya sampai Tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), sedangkan yang melanjutkan ke perguruan tinggi sangat minim, sehingga pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat pun terbatas. Hal tersebut tentunya dipengaruhi beberapa faktor. Salah satunya adalah kurangnya wawasan.
Terjadinya pekerjaan sarjana diperdesaan yang tidak sesuai progdi/jurusannya memicu terjadinya permasalahan sosial karena menjadi salah satu dampak negatif bagi masyarakat sekitar. Kurang meratanya pekerjaan sarjana diperdesaan yang tidak sesuai gelar atau jurusannya bisa memicu asumsi bagi lingkungan sekitar.
Contohnya,banyak sarjana diperdesaan selesai sarjana bekerja di pabrik atau garment ada juga yang langsung menikah lalu tidak bekerja dari itu masyarakat diperdesaan masih dibilang memiliki pandangan sarjana atau perguruan tingginya rendah.
Selain itu, kurang meratanya pendidikan tinggi diperdesaan juga jadi penyebab mengapa kualitas pandangan masyarakat mengenai pendidikan tinggi rendah. Hal ini dikarenakan masih banyak masyarakat yang kurang wawasan mengenai pendidikan tinggi dan kurangnya motivasi dari para lulusan perguruan tinggi.
Akses pendidikan memang semakin mudah, membuat siapapun bisa setinggi mungkin bersekolah. Dulu orang berekonomi pas-pasan hanya bisa mimpi jadi sarjana,kini, jagankan sarjana,pascasarjana, atau sampai S2 pun, hal yang tidak mustahil bagi masyarakat persdesaan. Hanya saja, wawasan tentang pendidikan masyarakat desa masih sangat rendah.