Lihat ke Halaman Asli

provokator kebaikan

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Apakah masih ada waktu untuk membahasnya? Mungkin dulu hal ini masih sangat hangat di kalangan mudanya, apalagi bagi pemuda seperti aku. Aku adalah pemuda umur 18 tahun, kini aku kuliah, menapaki perjalanan yang akan membawaku entah kemana. Aku terdampar dengan ribuan manusia yang berbeda-beda. Meninggalkan semua yang aku tinggal dari kejauhan. Berharap suatu saat akan ada yang aku bawa dari sini. Semoga .

Namaku adnan. Kini aku menjadi mahasiswa universitas ternama di tanah airku. ‘apa yang bisa aku ubah sekarang?’ sapa batinku diam-diam. Melihat senyum para teman-temanku rasanya ingin merasakan senyum itu lebih lama. Namun, secuil perasaan meraba dalam sunyi. Perasaan kalut yang mendalam. Pemuda Indonesia kini? Mengapa berbeda?

“dulu mahasiswa yang unjuk aksi hanya 5 orang, sampai pada tahap selanjutnya bertambah, kemudian sampai pada sekarang ini yang mencapai ribuan mahasiswa yang menunjukkan aksi nya, melawan apa yang seharusnya, menegur institusi yang melukakan kelalaiannya” itulan yang aku dengar dari sebuah diskusi kecil.

“kenapa lo nan?” tanya salah seorang temanku.

“ahh, kenapa? Ga apa-apa kok, eh sholat yuk! Dan waktu sholat nih, bro” ajak raka. Dia adalah teman ku yang bisa dibilang setia. Kawan pertama yang aku ubah sedikit pribadinya. Menurut apa yang aku dengar dari alat ucapnya dia pertama kali sholat ketika aku yang mengajaknya. Subhanallah. Mungkin itu adalah hidayah yang diberika allah SWT kepada hambaNya yang mau usaha.

“yoo ah, buruan!!”

Ya, aku ingin menjadi provokator. Apakah aku termasuk pada manusia yang aneh itu? Menurut apa yang bergejolak dalam diri, aku tidak termasuk pada orang-orang demikian. Mungkin.

“apa?? Lo mau jadi provokator?  Yang bener aja lo nan, ahh bercanda”

“emang kenapa ka? Menurut lo?”

“jangan-jangan lo ketularan aneh yee?” heran raka.

“ama sapa yang lo bilang aneh? Heh? Lo tuuh yang aneh, hahaha”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline