Masih ingat sama permainan layang-layang nggak sobat??. Layang-layang adalah salah satu permainan tradisional yang dimainkan dengan cara menerbangkannya ke atas dengan mengandalkan udara sabagai alat bantu dan benang sebagai pegangan untuk menarik ulurnya. Tetapi permianan ini sudah mulai punah dan jarang dimainkan lagi. Dulu banyak anak anak yang memainkan layang layang ini sebagai permainan andalan mereka ketika pulang sekolah.
Tetapi, sekarang dengan majunya perkembangan teknologi membuat permianan layang layang bahkan permainan tradisional lainnya hampir punah. Terkecuali anak anak pedesaan, yang memungkinkan mereka untuk bermain permainan satu ini. Luasnya lahan membuat mereka dapat bermian permainan ini, tidak dengan perkotaan yang minim lahan dan tingginya gedung gedung membuat anak kota kesulitan dan jarang bermain dengan teman bahkan tidak sama sekali.
Indonesia akhir akhir ini mengalami peristiwa musim kemarau panjang hingga suhu meningkat drastis. Hal itu dipicu oleh fenomena El Nino. Namun, suhu panas dan kemarau itu tidak membuat anak anak merasa malas keluar dan tidak beraktivitas. Justru, dengan musim kemarau yang panjang membuat anak anak tergugah untuk bermain layang layang di tengah panasnya hari. Hampir semua anak anak desa mulai dari Sabang sampai Merauke memainkan permainan yang satu ini. Hingga minat beli layang layang menjulang tinggi.
Dengan minat yang tinggi itu, membuat seorang pemuda berinisiatif membuat layang layang dengan berbagai versi. Pemuda itu bernama Jeri, bersama ayahnya Supri warga Kepayang Rajabasa Bandar Lampung. Memanfaatkan kreatifitasnya untuk membuat berbagai layang layang mulai dari kecil hingga yang paling besar jenis pegon, sabit dan garuda. Raup cuan dari hobi memanglah menyenangkan itulah yang Jeri rasakan. Untuk menentukan harga, Jeri memberikan harga yang sepadan dengan proses pembuatannya. Harga dibandrol mulai dari 50-250 ribu. Dan bagusbya lagi, layang layang milik Jeri bisa dipasarkan hingga luar kota Bandar Lampung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H