Lihat ke Halaman Asli

Bahas Sejarah

Bangsa Yang Besar Adalah Bangsa Yang Menghargai Sejarah Bangsanya Sendiri

Kejahatan Tersembunyi Sir Thomas Stamford Raffles

Diperbarui: 16 Mei 2023   09:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sir Thomas Stamford Raffless (sumber: wikipedia/George Francis Joseph)

Siapa sangka, seorang Inggris bernama Thomas Stamford Raffless adalah sosok dibalik jatuhnya kekuasaan Belanda di Batavia. Raffles yang sangat terkenal akibat berbagai kisah pertempurannya di Selat Malaka, selalu menjadi primadona bagi armada Inggris dalam upaya menaklukkan Belanda, sebagai bagian dari perseteruan antara Inggris dengan Perancis.

Kala itu Belanda kalah perang dengan pasukan Napoleon dari Perancis. Dimana seluruh wilayah jajahan Belanda kemudian diambil alih oleh Perancis. Sedangkan untuk Indonesia, Perancis mengutus utusannya untuk mengambil alih kekuasaan Belanda dengan menempatkan Deandels menjadi wakilnya.

Nah, pada masa Deandels inilah pasukan Inggris dari Malaya mengadakan serangkaian ekspedisi militer ke Batavia. Deandels yang kala itu digantikan oleh Jenssens, tidak mampu berbuat banyak atas serangkaian serangan Inggris ke daerah Jawa. Bahkan sampai pecah perang terbuka antara pasukan Jenssens dengan Raffles di Jogjakarta. Hingga membuatnya mundur ke daerah Tuntang.

Di Tuntang inilah, kekuasaan Belanda yang menjadi "boneka" Perancis dilucuti oleh Inggris. Melalui Rekapitulasi Tuntang, yang isinya diantaranya adalah; seluruh wilayah Jawa harus diserahkan kepada Inggris, serta militer Belanda harus menjadi tawanan perang dari pasukan Inggris.

Inilah yang menjadi cikal bakal kekuasaan Reffles berkibar di Jawa. Kebijakan-kebijakan "berbau" Belanda pun segera dihapuskan. Apalagi yang dianggap merugikan pemerintah kolonial, dengan memantik perlawanan kedaerahan. Misalnya adalah, penghapusan pajak dan kerja paksa, dan rakyat dibebaskan untuk menanam apapun sesuai dengan kebutuhannya.

Suatu pembaharuan yang besar bagi suasana perpolitikan di Hindia Belanda. Selain itu, Raffles juga berhasil membangun Kebun Raya Bogor, yang hingga kini dapat kita nikmati keindahannya. Namun, apakah kebijakan Raffles dapat diterima dengan positif oleh para tokoh pribumi kala itu? Tidak sepenuhnya. Apalagi perihal kebijakan penghapusan Kesultanan Banten dari sejarah.

Sebuah keputusan yang kontroversial dirasa, apalagi penghapusannya disertai aksi militer yang destruktif. Kesultanan Banten hancur seraya Keraton Surosuan diluluhlantakkan sejak kepemimpinan Deandels hingga Raffles. Inggris dengan keras menyatakan bahwa Kesultanan Banten dihapuskan dalam area kekuasaan Hindia Belanda.

Walau Inggris juga menghapus perbudakan yang marak dilakukan oleh Belanda sebelumnya. Tetapi sistem sewa tanah justru telah membuat rakyat menjadi semakin sengsara. Rakyat harus membayar pajak tanah atas tanahnya sendiri. Namun jika tidak sanggup membayar atas besaran yang ditentukan, rakyat boleh membayarnya dengan beras.

Selain itu tidak ada kebijakan hukum yang mengikat antara pedagang pribumi dan asing. Jadi pedagang pribumi yang bermodal kecil, selalu kalah saing dalam perdagangan oleh para pedagang bermodal besar. Inilah yang membuat ketimpangan sosial-ekonomi semakin merajalela di Hindia Belanda. Belum lagi intrik politik yang terjadi di tingkat bawah (antar pejabat kolonial).

Dan yang terakhir adalah kewajiban para tokoh ataupun pemuka agama yang memiliki simpati massa besar untuk lapor diri. Hal ini menjadi alasan utama Raffles dalam upaya mengekang adanya gerakan-gerakan perlawanan terhadap Inggris. Bahkan kegiatan kerajaan atau kesultanan dibatasi, sesuai dengan kepentingan politik Inggris.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline