Lihat ke Halaman Asli

Bahas Sejarah

Bangsa Yang Besar Adalah Bangsa Yang Menghargai Sejarah Bangsanya Sendiri

Dahsyatnya Hakikat Puasa dalam Perang Badar

Diperbarui: 3 April 2023   21:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Perang Badar pada 2 H (sumber: alidrahaqeem.com)

Sejarah Islam mengkisahkan betapa bulan Ramadan adalah bulan terbaik yang selalu memberi arti penting bagi umatnya. Baik dari berbagai kisah yang mampu menambah keimanan kita sebagai seorang muslim, atau terhadap laku kehidupan di dunia. Betapa bulan yang penuh dengan rahmat dan ampunan ini selalu memiliki kesan yang sangat berarti bagi penganutnya.

Pun pada kala umat Islam tengah merayakan Ramadan pada tahun 624 M, atau 2 H silam. Sejak Rosulullah SAW menyebarkan dakwahnya ke seluruh jazirah Arab, tepatnya di kota Mekkah dan Madinah. Namun, dakwah Rosulullah SAW kala itu mendapatkan tentangan dari kaum Quraisy Mekkah. Lantaran mereka tidak menghendaki adanya pembaharuan dalam ritus kepercayaannya.

Risalah-risalah yang disampaikan dalam berbagai dakwah Rosulullah dianggap sebagai ancaman bagi kaum Quraisy. Ajaran kebaikan pun ditentang oleh mereka, karena tidak mau menyembah Allah SWT. Artinya bahwa kala itu kaum Quraisy memang telah jauh dari ajaran Nabi Ibrahim AS, dan jatuh ke dalam ruang-ruang kejumudannya, dengan kembali ke zaman jahiliyah.

Tahun-tahun awal dakwah yang dilakukan Rosulullah SAW memang menjadi masa paling berat. Sikap memerangi umat Islam pun sudah menjadi tabiat utama bagi kaum Quraisy. Bahkan mereka secara terang-terangan kerap melakukan intimidasi dan kekerasan terhadap umat Islam dimana-mana.

Berawal dari perlakuan dan sikap inilah kemudian peristiwa Perang Badar yang fenomenal itu pun terjadi. Sejarah mencatat, bahwa Perang Badar adalah pertempuran pertama bagi umat Islam. Dimana perbandingan kekuatannya antara umat Islam dengan kaum Quraisy adalah 1:3.

Selain itu, tatkala pertempuran ini terjadi, umat Islam tengah melakukan ibadah puasanya. Dalam hal ini tentu dapat mengurangi kekuatan fisik pasukan Islam dalam bertempur. Tapi, siapa sangka, perkiraan itu tidaklah terbukti kebenarannya. Rosulullah SAW yang memimpin langsung perang ini, mengobarkan perang jihad fi sabilillah dihadapan ratusan pasukannya.

Kala itu pasukan umat Islam hanya berjumlah 313 orang, beserta 70 ekor unta dan 2 ekor kuda, sebagai kavalerinya. Sedangkan kaum Quraisy memiliki sekitar 1000 orang pasukan, beserta 700 ekor unta dan 300 ekor kuda, serta persenjataan yang lebih unggul. Tepat di lembah Badar, pertempuran besar ini berkobar dengan cepat.

Pasukan muslim yang jumlahnya jauh dibawah pasukan Quraisy, secara taktis tentu akan kalah dengan mudah. Namun, pasukan muslim tiba-tiba mendapatkan pertolongan dari Allah SWT. Ribuan malaikat hadir bersama barisan pasukan muslim yang tengah melakukan serangan. Kemenangan demi kemenangan seketika diraih oleh pasukan muslim, dan memaksa pasukan Quraisy kalang kabut.

Kisah pertempuran ini pun tertulis dalam Al Qur'an, tepatnya surat Ali Imran, ayat 123. Dimana diterangkan bahwa, "sesungguhnya Allah telah menolong kamu dalam Perang Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuriNya ".

Maka, betapa dahsyatnya kekuatan yang didapat umat Islam kala itu. Hingga pasukan Quraisy dapat dihancurkan dengan mudah. Kekuatan Allah SWT Yang Maha Besar diberikan kepada umat Islam yang tengah bertempur dalam keadaan berpuasa. Kekuatan yang sejatinya menjadi hakikat utama dalam beribadah dan berjuang karena Allah SWT.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline