Lihat ke Halaman Asli

Bahas Sejarah

Bangsa Yang Besar Adalah Bangsa Yang Menghargai Sejarah Bangsanya Sendiri

Tradisi Berburu Imam Tarawih yang Kini Hilang

Diperbarui: 26 Maret 2023   21:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi imam sholat tarawih tengah dimintai tanda tangan (sumber: Halopacitan.com/Dias Luslamala)

Generasi milenial tentu sangat akrab dengan kegiatan ini, yakni berburu imam setiap sholat tarawih usai. Yap, kegiatan yang selalu menjadi tugas sekolah tatkala bulan Ramadhan tiba. Secara tidak langsung hal ini menjadikannya sebagai tradisi yang wajib untuk dilaksanakan bagi para siswa. Kisah yang selalu dapat membuat kita rindu nuansa Ramadhan di masa lalu.

Tidaklah mengherankan jika asal muasal kegiatan ini dianggap sebagai simbolisasi ibadah selama puasa. Namun, tentu banyak hal positif yang sedianya dapat diambil hikmahnya. Selain dari upaya pembiasaan anak untuk beribadah, anak-anak juga dibina secara tidak langsung melalui etika dan norma yang berlaku ketika bertemu dengan sang imam sholat.

Ada yang menarik tentunya, jika dilihat dari sisi budaya. Tidak lain adalah kewajiban bagi para siswa untuk turut aktif meramaikan suasana selama bulan Ramadhan. Seakan hal ini menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan selama bulan Ramadhan tiba. Baik pada masa sekolah aktif, masa sanlat, ataupun liburan Ramadhan.

Finalnya ya tentu saja, mengumpulkan paraf atau tanda tangan imam sholat. Kadang kita juga beradu banyak dengan teman sebaya atau sepermainan. Target pencapaian tertinggi tentu membuat kita dapat berbangga diri. Terkadang hal ini menjadi tolak ukur orang tua, untuk menilai secara religi anak-anaknya.

Apalagi selama liburan Ramadhan, yang kerap menjadikan anak-anak kala itu larut dengan berbagai permainan yang mengasyikan. Lantaran kala itu anak-anak belumlah mengenal gadget, dengan berbagai macam permainan online. Kedekatan secara sosial yang terbangun pun tak luput dari upaya kolektif para pemangku kebijakan pada kala itu.

Tentu hal ini dapat menjadi area edukatif yang sarat dengan unsur positifnya. Selain dari sarana pembelajaran, ada banyak aspek yang dapat diambil seperti bekerjasama. Sama-sama "nungguin" imam, jika kebetulan ada tausiyah atau ceramah disela sholat tarawih dilaksanakan.

Namun kini, kegiatan yang sarat dengan unsur positif tersebut sudah jarang ditemui. Lantaran bukan menjadi kebijakan umum yang dikeluarkan oleh lembaga pendidikan. Kalaupun ada, hanya di daerah-daerah tertentu saja, dan bersifat kebijakan lokal saja. Artinya, hal seru yang dahulu sangat berkesan bagi anak-anak pada masanya, sudah jarang ditemui lagi saat ini.

Juga terhadap para ustad yang kerap menjadi imam sholat tarawih. "Seakan ada perpindahan makna yang terjadi diantara anak-anak masa lalu dengan saat ini", ungkap salah seorang imam sholat tarawih, Khoirul Mualimin, dari Depok. Lantaran dahulu selain ramai dengan berbagai permainan anak-anak sesudah berbuka, kini justru sepi, kalaupun ada hanya main game online.

Tradisi berburu imam sholat sudah tidak lagi menjadi kebiasaan yang terjadi dikala Ramadhan tiba. Biasanya ada tugas-tugas unik seperti ceramah shubuh pun kerap menjadi soal yang menjadi pekerjaan rumah kala itu. Atau ada tugas-tugas khusus dikala sholat Jum'at, berupa catatan isi atau konten ceramah yang disajikan.

Semoga dapat menjadi nostalgia bagi semua, salam damai dan terima kasih.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline