Lihat ke Halaman Asli

novitaawliya

Mahasiswa

Krisis Moral Siswa dan Perlindungan Guru: Refleksi dari Kasus Kekerasan di Dunia Pendidikan

Diperbarui: 6 Desember 2024   19:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kasus kekerasan Selasa (7/11)  Muhammad Sofyan, seorang guru di SMKN 1 Woha, menunjukkan fenomena yang sangat berdampak dalam dunia pendidikan. Melemahnya rasa hormat siswa terhadap guru dan otoritas pendidikan adalah masalah mendasar yang perlu segera diperbaiki. Sifat moral yang rusak serta hilangnya kontrol emosional yang seharusnya diajarkan di sekolah dan keluarga menunjukkan tindakan MH yang memukul gurunya setelah ditegur karena merokok di kelas.
 
Muhammad Sofyan hanya melakukan tugasnya sebagai guru dengan menegur perilaku buruk siswanya. Dalam kasus ini, merokok di ruang kelas adalah pelanggaran disiplin yang melanggar aturan sekolah dan dapat berdampak buruk pada siswa lain. Tugas seorang guru bukan hanya memberikan pendidikan akademik; mereka juga harus mengajarkan siswa disiplin, moralitas, dan etika. Namun, sangat tidak dapat dibenarkan tindakan siswa yang malah mengarah pada kekerasan fisik. Fakta ini menunjukkan beberapa masalah penting yang harus kita perhatikan bersama.
 
Krisis Moral dan Disiplin Siswa
Kasus ini menunjukkan krisis moral dan disiplin yang mulai terjadi pada beberapa siswa. Meskipun merokok di ruang kelas sudah merupakan pelanggaran yang serius, tindakan berlebihan, seperti memukul guru setelah ditegur, menunjukkan hilangnya kendali diri dan tidak menghormati rasa hormat terhadap mereka yang memegang kekuasaan. Sekolah tidak seharusnya hanya berkonsentrasi pada pembelajaran akademik, mereka harus mengupayakan penguatan karakter siswa juga. Ini menjadi peringatan bagi semua yang terlibat, termasuk orang tua, guru, dan lembaga pendidikan, bahwa penanaman nilai-nilai etika dan moral perlu ditingkatkan. Sekolah memiliki tanggung jawab penting untuk mengajarkan siswa sikap dan perilaku yang sesuai dengan norma sosial dan hukum yang berlaku. Namun, upaya sekolah akan sangat terbatas tanpa dukungan keluarga dan lingkungan sosial yang kuat. Keluarga sangat mempengaruhi karakter anak. Ketika anak-anak berada di bawah pengawasan keluarga yang tidak stabil, mereka menjadi tidak stabil dan mudah terlibat dalam tindakan negatif, seperti yang terlihat dalam kasus ini.
 
Rasa Hormat terhadap Guru yang Semakin Menurun
Guru memainkan peran penting dalam proses pendidikan. Melalui ilmu dan bimbingan moral, mereka berperan besar dalam membentuk generasi penerus bangsa. Namun, kasus pemukulan terhadap guru ini menunjukkan rasa hormat siswa terhadap profesi guru telah menurun. Kejadian serupa yang dikhawatirkan akan semakin sering terjadi jika hal ini terus dibiarkan. Pada akhirnya, hal ini dapat merusak tatanan pendidikan itu sendiri. Rasa hormat terhadap guru penting dari sudut pandang moral serta untuk mempertahankan otoritas dan wibawa dalam proses pembelajaran. Ketika otoritas guru direndahkan oleh siswa dan mungkin juga orang tua dan lingkungan, akan menjadi sulit untuk mengontrol proses belajar mengajar. Hal ini akan merusak efektivitas pendidikan itu sendiri. Sangat penting bagi kita sebagai masyarakat untuk mengembalikan nilai-nilai lama yang menempatkan guru pada posisi yang mulia. Negara maju menghargai pendidiknya, karena pendidikan adalah cara untuk membangun kemajuan dan peradaban.

Kelemahan Sistem Disiplin Institusi Pendidikan
Meskipun pemukulan Muhammad Sofyan dan MH telah diselesaikan secara damai, kita harus melakukan sistem evaluasi disiplin di sekolah-sekolah kita. Apakah prosedur saat ini cukup efektif untuk mencegah kejadian serupa? apakah hukuman yang diberikan kepada siswa yang melanggar aturan sudah cukup untuk memberikan efek jera? dalam hal ini, pengembalian MH kepada orang tua untuk mencari sekolah lain harus disertai dengan pelatihan yang lebih mendalam. Dalam menangani masalah disiplin, sekolah tidak boleh hanya memberikan hukuman fisik kepada siswa atau memindahkan mereka ke sekolah lain tanpa memberikan pelatihan yang lebih baik. Untuk mengubah perilaku siswa yang bermasalah, pelatihan harus mencakup pendekatan etika dan psikologis. Sanksi yang tidak didukung oleh instruksi hanya akan menambah masalah karena siswa akan terus berpindah tanpa pernah benar-benar menyelesaikan masalah perilakunya.

Peran Orang Tua di Sekolah
Kasus ini menunjukkan betapa pentingnya orang tua untuk mendidik anak. Sekolah harus bekerja sama dengan orang tua untuk membangun karakter siswa. Pendidikan karakter siswa hanya dapat berhasil ketika sekolah dan orang tua bekerja sama.
Pada akhirnya, kasus ini menunjukkan bahwa semua orang bertanggung jawab untuk pendidikan. Tidak hanya guru, tetapi juga orang tua dan masyarakat bertanggung jawab atas pembentukan generasi muda yang disiplin dan bermoral. Seperti yang dialami Muhammad Sofyan, tindakan kekerasan terhadap guru harus menjadi pelajaran bagi kita semua bahwa rasa hormat, etika, dan kedisiplinan adalah nilai-nilai yang tidak boleh diabaikan dalam proses pendidikan.

Perlindungan Hukum untuk Pendidik
Sebaliknya, perhatian yang lebih besar dari aspek hukum yang diperlukan. Meskipun kasus ini berakhir dengan damai, penting untuk menekankan bahwa kekerasan terhadap guru tidak boleh dianggap sepele. Guru harus dilindungi secara hukum, dan pihak yang berwenang harus menangani kekerasan terhadap mereka dengan serius. Hal ini tidak hanya melindungi guru secara pribadi, tetapi juga menjaga martabat profesi guru. Aturan yang lebih tegas diperlukan untuk melindungi guru dari kekerasan siswa karena kasus ini. Negara harus hadir untuk melindungi guru yang bekerja paling keras untuk menciptakan generasi. Dalam hal ini, pesan moralnya adalah bahwa pendidikan tidak hanya mencakup hal-hal akademis; itu juga mencakup penerapan prinsip, nilai, dan disiplin. Peran guru sangat penting dalam membimbing siswa, dan semua orang siswa, orang tua, dan masyarakat harus menghormati mereka. Seperti yang terjadi di sini, kekerasan terhadap guru adalah contoh krisis moral yang memprihatinkan yang harus ditangani secara serius. Dalam mendidik karakter siswa, sekolah, keluarga, dan masyarakat harus bekerja sama untuk mencegah perilaku negatif. Untuk menjaga martabat profesi mereka, guru juga harus memiliki perlindungan hukum yang jelas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline