Lihat ke Halaman Asli

Implementasi Teori Lev Vygotsky Dalam Pendidikan

Diperbarui: 5 Desember 2024   21:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Lev Vygotsky, seorang psikolog asal Rusia, dikenal karena teorinya tentang perkembangan sosial dan kognitif anak. Teori ini menekankan bahwa kemampuan kognitif anak berkembang melalui interaksi sosial dan budaya. Tidak seperti teori Piaget yang lebih menitikberatkan pada proses internal anak, Vygotsky berpendapat bahwa perkembangan kognitif sangat bergantung pada komunikasi dan kerja sama dengan orang lain di lingkungan sosial.

Artikel ini akan membahas lebih dalam konsep utama teori Vygotsky, seperti Zone of Proximal Development (ZPD), scaffolding, dan bagaimana teori ini diterapkan dalam dunia pendidikan.

Prinsip Dasar Teori Vygotsky

Menurut Vygotsky, perkembangan kognitif anak tidak terlepas dari pengaruh lingkungan sosial. Ia meyakini bahwa belajar terjadi melalui interaksi dengan orang dewasa atau teman sebaya. Proses ini dikenal sebagai pendekatan sosio-kultural, di mana anak-anak belajar memahami dunia melalui bantuan dan panduan dari lingkungan mereka.

Bahasa menjadi alat utama dalam proses ini. Selain sebagai sarana komunikasi, bahasa juga membantu anak mengatur pemikiran dan menginternalisasi pengetahuan yang mereka dapatkan dari interaksi sosial.

Konsep Utama dalam Teori Vygotsky

Beberapa konsep penting dari teori Vygotsky membantu menjelaskan cara anak-anak belajar:

1. Zone of Proximal Development (ZPD)

ZPD adalah jarak antara apa yang bisa dilakukan anak sendiri dan apa yang bisa mereka capai dengan bantuan. Dalam ZPD, anak belajar keterampilan baru dengan bimbingan dari orang lain yang lebih berpengalaman. Misalnya, seorang anak yang belum bisa membaca sendiri dapat melakukannya jika didampingi oleh guru atau orang tua.

2. Scaffolding

Scaffolding adalah bentuk dukungan sementara yang diberikan untuk membantu anak menyelesaikan tugas dalam ZPD. Ketika anak mulai memahami tugas tersebut, dukungan secara bertahap dikurangi hingga mereka dapat melakukannya secara mandiri. Contohnya, seorang guru dapat memberikan petunjuk langkah demi langkah dalam memecahkan masalah matematika, lalu secara perlahan membiarkan siswa mencoba sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline