Oleh : Novita Ekawati
Jika sama-sama cinta belum tentu satu visi. Kalau sudah satu visi, pasti selalu ada cinta.
Samakan tujuan dalam menikah, lalu melangkah, maka akan ada cita-cita yang selalu dikejar dan dijaga.
Menikah bukan berarti menyatukan dua insan yang tak pernah bersalah, menerima bahwa mereka sama-sama punya kurang, tapi keduanya sadar bahwa tujuannya sama.
Asal keduanya menuju pada tujuan yang satu, maka takkan terlepas ikatannya.
Kekurangan bisa ditutupi, kelebihan bisa ditambahkan, semua bisa dihadapi.
Bila yang satu lelah, yang lain membopong, bila yang satu gontai yang lain menyemangati, yang satu gundah yang lain menenangkan, berdua bersama berjalan. Itulah rumah tangga.
Sesempurna apapun, bila sudah beda jalan, akan jadi masalah. Sedekat apapun bila sudah berbeda jalan, pasti akan berpisah. Maka tujuannya yang harus sempurna. Bila tujuannya sempurna, maka perjalanan jadi punya makna, teman dalam perjalanan jadi bernilai, senantiasa dihargai, itulah rumah tangga.
Dimana menikah jadi ibadah,
jika yang satu di depan dia menanti,