Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung selama lebih dari satu tahun dan kita belum tahu kapan akan berakhir sangat membawa dampak pada sektor khususnya sektor perekonomian Indonesia. Tidak hanya ekonomi nasional saja yang terguncang namun perekonomian global turut terdampak dengan mewabahnya pandemi covid-19 ini.
Pandemi berdampak secara global dimana dampak yang dirasakan oleh setiap organisasi yang bergerak dalam sektor ekonomi maupun non-ekonomi. Segala bentuk penerapan prosedur keberlanjutan usaha (business continuity) dan layanan mendasar (kritikal) yang diprioritaskan untuk tahap penanggulangan dan pemulihan. Pemerintah pun fokus membenahi dan mendukung terus berjalannya sektor ekonomi.
Di masa pandemi, ada 3 golongan sektor barang dan jasa. Yakni sektor yang mengalami laba, sektor yang mengalami laba dan juga rugi, yang terakhir adalah sektor yang mengalami rugi. Sektor yang mengalami laba antara lain :
- Sektor tekstil, diversifikasi produk kebutuhan darurat, alat perlindungan diri (APD) dan masker.
- Sektor Kimia, Farmasi, dan Alat Kesehatan. Kebutuhan primer penanganan covid-19 dan peningkatan gerakan kebersihan dan Kesehatan tubuh untuk masyarakat.
- Sektor Makanan dan Minuman. Menjadi kebutuhan primer masyarakat dan saat ini di inovasikan dengan layanan pesan antar.
- Sektor elektronik. Sumber hiburan baru tanpa perlu keluar rumah. Menjadi akses aktivitas kerja dan belajar dari rumah.
- Sektor Jasa Telekomunikasi. Menunjang keberlangsungan kerja dan belajar serta aktivitas lain yang berbasis online.
- Sektor Logistik. Jasa ini mendukung layanan bisnis usaha dan penigkatan layanan antar kerumah seiring dengan pembatasan interaksi fisik.
Sektor yang mengalami laba namun juga mengalami rugi antara lain :
- Sektor Pertanian, Pemenuhan permintaan produk domestic bagi dalam negeri. Namun juga diprediksi mengalami ketidakmampuan memenuhi standar kualitas yang baik dan terjamin.
- Sektor UMKM, diversifikasi produk permintaan masyarakat. Namun mengalami penurunan permintaan masyarakat seiring berjalannya waktu dan terjadinya perekonomian yang dinamis.
- Sektor Keuangan, peningkatan pengguna jasa keuangan melalui akses pembayaran digital. Terjadi penurunan permintaan masyarakat dengan membatasi kegiatan menabung, dan ancaman kepastian bisnis. Berkurangnya kemampuan membayar pinjaman.
Dikatakan mengalami laba karena pada sektor-sektor diatas masih terbuka peluang pendapatan. Dikatakan juga mengalami rugi karena sektor-sektor tersebut mengalami beberapa ancaman dimasa pandemi ini.
Sektor yang mengalami rugi antara lain :
- Sektor Otomotif, karena berkurangnya pendapatan masyarakat hal ini berpengaruh pada konsumsi produk otomitif sehingga permintaan masyarakat pada produk otomotif menurun.
- Sektor Pertambangan, mengalami gejolak harga yang diakibatkan oleh tensi produsen. Dan produk yang berlebih sedangkan permintaan dipasar tidak sesuai dengan penawaran.
- Sektor Transportasi, dengan adanya pembatasan interaksi fisik menyebabkan turunnya mobilitas masyarakat dalam pemanfaatan transportasi baik jalur darat,laut, maupun udara. Adanya PSBB membuat adanya pembatasan wilayah sehingga masyarakat tidak mudah keluar masuk dari satu wilayah ke wilayah lainnya.
- Sektor Jasa Kontruksi, sektor ini dijalankan dengan adanya interaksi fisik untuk berjalan. Pekerjaan dan kontrak kontrak tertunda dengan adanya kebijakan social distancing dan WFH. Biaya pembanguan menjadi lebih besar dari sebelum masa pandemi. Dan terjadi pemyusutan bahan bangunan.
- Sektor pariwisata, dapat dikatakan sektor pariwisata menjadi urat nadi Indonesia mendapatkan pendapatan negara. Namun di masa pandemi, terjadi penuruan wisatawan dan penutupan beberapa objek wisata.
Sektor-sektor diatas yang mendukung tetap berjalannya kehidupan ekonomi Indonesia. Namun tetap saja Indonesia mengalami penurunan PDB pada tahun 2020 yakni berdasarkan data BPS mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 2,07% dibandingkan tahun sebelumnya 2019. Tahun sebelumnya PDB Indonesia mencapai angka Rp.15 833.9 Triliun dan PDB perkapita sebesar US$4.174,9.
Ekonomi Indonesia tumbuh 5,02% ditahun 2019. Pemerintah sudah mengeluarkan beragam kebijakan ekonomi untuk menahan danpak buruk dari pandemi Covid-19 sepanjang tahun 2020. Strategi pemulihan perekonomian Indonesia tetap dijalankan agar roda sektor ekonomi nasional dapat pulih kembali. Dalam tahun 2020, tercatat bahwa pemerintah sudah sebanyak tiga kali mengubah proyeksi pertumbuhan ekonomi.
Pada tahun 2021 merupakan era pemulihan ekonomi Indonesia. Meskipun masih mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi namun pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai menunjukan sinyal yang baik. Kontrsksi PDB tahun 2021 awal, yakni diangka 0,74%. Meski tumbuh secara lambat, PDB Indonesia ada dikisaran 4-5 persen lebih baik dari awal triwulan 2020. Ada enam sektor lapangan usaha yang mendorong dan menopang ekonomi Indonesia tumbuh pada triwulan-1 tahun 2021. Sektor Infokom menjadi sektor dengan pertumbuhan paling tinggi yang mencapai 8,72%, sektor perdagangan, sektor kesehatan, sektor pangan, sektor pengadaan listrik dan gas, serta sektor real estat.
Dengan menimbang dan mengamati sektor-sektor yang mengalami laba, laba-rugi maupun rugi, pemerintah akan bisa menemukan peluang pemulihan perekonomian Indonesia. Dapat memperkuat sektor yang mengalami laba dengan peningkatan kualitas dan memperbanyak produksi. Dan melihat peluang dan acaman di sektor yang mengalami laba-rugi. Serta dapat membenahi dan mencari alternatif planning untuk memperbaiki sektor yang mengalami rugi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H