Lihat ke Halaman Asli

novisupriani

Mahasiswi

Dampak Kemenangan Donald Trump pada Perang Rusia-Ukraina

Diperbarui: 1 Desember 2024   22:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kemenangan Trump dalam pemilihan presiden AS pada Sabtu, 5 November 2024 akan berdampak pada hubungan internasional dan geopolitik, terutama negara-negara yang sedang berkonflik seperti Rusia dan Ukraina. Selama kampanye, Trump mengatakan bahwa ia berjanji untuk menghentikan konflik tersebut. Selain itu, Trump menggunakan slogan "America First" untuk menyatakan bahwa dia akan menghindari campur tangan di negara lain. Bagaimana hal ini akan mengubah arah dukungan AS terhadap kedua negara ini? 

 Terpilihnya Kembali Donald Trump menjadi Presiden AS memunculkan spekulasi bahwa konflik Rusia-Ukraina akan berhenti. Dalam kampanye nya, Trump berjanji akan menghentikan perang tersebut selama 24 jam. Namun, ia belum memberikan informasi secara rinci tentang bagaimana ia akan menghentikan berusaha mengakhiri konflik tersebut. Tetapi, melansir dari Lowy Institute, sebuah rencana yang dibuat oleh dua mantan anggota staf Dewan Keamanan Nasional Trump, Keith Kellogg dan Fred Fleitz, mengusulkan gencatan senjata berdasarkan garis depan saat ini di medan perang, namun hal ini belum diketahui apakah telah didukung oleh Trump.

 Melansir laporan ANTARA, kemenangan Trump tidak akan mengubah arah dukungan Amerika Serikat terhadap di Ukraina. Tetapi, tidak menutup kemungkinan bahwa Washington akan berusaha untuk menghentikan konflik ini, menurut Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov pada Rabu (13/11). Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin tidak akan berbicara melalui telepon, kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

 Trump dikenal sebagai pemimpin yang skeptis terhadap NATO (North Atlantic Treaty Organization) dan pernah menyatakan bahwa Ukraina adalah salah satu beban yang berat bagi Amerika. Dikutip dari VOA, Trump mengkritik bantuan yang diberikan kepada Ukraina sejak invasi Rusia dimulai pada Februari 2022 mencapai puluhan miliar dolar. 

 Ia juga sering mengkritik bahwa negara-negara di dalam organisasi politik dan militer tersebut tidak cukup berkontribusi. Menurut Northeastern Global News, Trump mengatakan bahwa ia akan membiarkan Rusia melakukan apapun yang mereka inginkan kepada negara-negara anggota NATO yang belum membayar iuran pertahanan mereka. Hal ini bisa mengurangi dukungan terhadap Ukraina dan melemahkan koordinasi NATO yang dapat menguntungkan Rusia dalam jangka panjang.

 Hubungan Trump dengan presiden Rusia, Vladimir Putin, menjadi sorotan. Selama masa jabatan pertamanya, Trump dianggap terlalu lunak terhadap Rusia yang dapat memberi keuntungan besar bagi Rusia, sekaligus meningkatkan tekanan kepada Ukraina dan negara-negara aliansi Amerika untuk menerima penyelesaian yang mungkin tidak sesuai dengan keinginan Ukraina

 Pernyataan beliau yang dapat menghentikan perang tersebut dalam sehari menunjukan bahwa ia memprioritaskan negosiasi atau perjanjian damai yang cepat. Namun, hal ini kemungkinan akan mengorbankan Ukraina untuk menarik mundur pasukannya di Rusia. Kebijakan Donald Trump ini akan memperkuat posisi Rusia di Eropa dan melemahkan posisi negara-negara anggota NATO. 

 Jika rencananya berhasil, hal ini akan dapat membuka peluang untuk pendekatan baru terhadap konflik, termasuk fokus pada stabilitas ekonomi Amerika Serikat dengan mengurangi pengeluaran negara untuk perang luar negeri. 

 Kembalinya Trump sebagai presiden AS memberikan ujian baru bagi solidaritas aliansi Barat dan masa depan keamanan serta diplomasi global. Vladimir Putin menyampaikan beberapa syarat untuk menghentikan perang dengan Ukraina. Kondisi utama termasuk penarikan pasukan Ukraina dari empat wilayah yang telah diambil alih Rusia, yaitu Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia serta penghentian ambisi Ukraina untuk bergabung dengan NATO.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline