Lihat ke Halaman Asli

Novis Fouriandi

Wiraswasta

Surat Terakhir Sang Rupiah

Diperbarui: 8 Maret 2024   10:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Untaian cinta yang dulu indah terpuja,

tinggallah lamunan duka bagiku.

Sebongkah bahagia yang pernah ada,

hari berganti hari menjadi kepingan duka di perihnya lukaku.

Aku adalah Rupiah, lambang utama negara yang sudah merdeka.

Aku lahir  dengan membawa impian untuk menjadi primadona alat pembayaran yang sah di negeriku.

Sorak riuh kehadiranku telah membawa  negara tercintaku untuk semakin berdaulat dan diakui oleh bangsa lain.

Diriku ada setelah empat belas bulan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

Berkat perjuangan berat para pejuang dan pemimpinku, pada  30 Oktober 1946 pukul  00.00 kehadiranku diumumkan secara resmi dengan diberi nama ORI (Oeang Republik Indonesia).

Empat tahun kemudian setelah pendeklarasian NKRI pada 17 Agustus 1950, namaku diubah menjadi 'Rupiah' yang diambil dari bahasa Sansekerta yang berarti 'perak' dengan alasan koin-koin yang dicetak pada saat itu terbuat dari perak.

---------------------------------------------

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline