Kau mainkan untukku....
Sebuah lagu tentang negri di awan
Dimana kedamaian menjadi istananya
Yang kini kau bawa daku pergi menuju kesana...
(Negeri Di Atas Awan, oleh Katon Bagaskara)
Penggalan lagu itu seolah mewakili mimpi kedamaian yang diusung guru-guru dan siswa yang menggelar pentas akhirussanah yang diberi tema "Tapak Ibu Pertiwi". Dalam pementasan itu dilukiskan makna yang tersirat bahwa pertikaian yang ada di dunia, kacau balau yang ada di negri, akan berpengaruh pula pada generasi penerusnya yang sedang belajar dan akan terganggu.
Negeri yang damai aman tentram akan dirindukan setiap orang. Dan menjadikan iri negara lain di belahan dunia.
Drama Budaya
Dalam pementasan Tapak Ibu Pertiwi itu dilukiskan kehidupan budaya yang asri dengan tarian air yang sejuk sukacita anak-anak dengan pengenalan budaya dari belahan bumi, kegiatan bersekolah siswa-siswi yang menyenangkan, dan pesan (message) tentang harapan (hope) yang divisualkan dengan transfer knowledge tentang kebijaksanaan (wisdom) yaitu petuah seorang kakek dan cucunya.
Dan keadaan ketidakseimbangan muncul dengan sedikit kekacauan dan kekawatiran serta kecemasan bahwa "kenapa manusia tidak mau mudah berdamai?" Dan sang kakek pun berpesan bahwa dari manusia itulah awal dari kebaikan itu yang harus diupayakan tetap "Mikul Dhuwur Mendhem Jero" semua kebajikan dari nenek moyangnya untuk negerinya
Akhirusanah adalah resepsi akhir tahun pada siswa yang diadakan oleh sekolah. Disebutkan oleh kepala sekolah, bahwa ini adalah puncak dari semua kegiatan ekstra kurikuler yang ada di sekolah tersebut, yaitu di SD Muhammadiyah ini seperti tari, pencak silat ( tapak suci), drum band, karawitan, dan vokal atau musik.