Produksi adalah bagian dari kegiatan ekonomi yang sangat penting dan merupakan titik pangkal dari kegiatan ekonomi. Produksi merupakan kegiatan untuk menghasilkan barang-barang dalam memenuhi kebutuhan hidup. Dengan motif yang berbeda-beda. Apapun motifnya, produksi merupakan bagian dari aktivitas/amal manusia/kerja. Produksi bukan hanya menghasilkan barang dan jasa namun juga penciptaan dan peningkatan manfaat, yaitu kemampuan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Seperti halnya hadits riwayat Bukhari: 1930
"Dari al-Miqdam ra, dari Rasulullah SAW bersabda: 'Tidak ada seorang yang memakan satu makanan pun yang lebih baik dari makanan hasil usahanya sendiri. Dan sesungguhnya Nabi Allah Daud a.s memakan makanan dari hasil usahanya sendiri."
Tujuan produksi umumnya yaitu untuk memenuhi kebutuhan dunia. Namun menurut pandangan islam produksi tidak semata-mata hanya untuk memaksimalisasi kebutuhan di dunia tetapi juga diimbangi dengan memaksimalkan kebutuhan yang ada di akhirat. Produksi dalam islam tidak berorientasi pada keuntungan materi saja. Produksi bukan hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pribadi namun juga memenuhi kebutuhan masyarakat. Memang jelas, kepemilikan individu terhadap harta benda dan motif mencari keuntungan sangat penting untuk memotivasi orang agar mencapai tingkat efisiensi yang lebih besar dan kuwalitas produk yang meningkat. Jadi, seingin apapun setiap individu dalam memenuhi kebutuhan dalam islam diminta untuk tetap menjaga hawa nafsu dan menjaga kebersamaan terhadap sesama manusia.
Adapun kriteria untuk memproduksi barang atau jasa yakni memprosuksi barang dan jasa yang memenuhi hajat manusia, sistem ini harus mampu memotivasi baik dari manajemen maupun sumber daya manusianya agar mereka memberikan kemampun mental dan fisiknya yang terbaik. Sehingga dapat memaksimalkan kuwalitas dan kuwantitas produk serta meminimalkan ongkos dan kemubaziran. Ongkos disini tidak hanya ongkos individu yang diminimalkan tetapi juga ongkos sosial. Kriteria memproduksi barang dan jasa selanjutnya yaitu sistem produksi juga harus menjunjung tinggi martabat manusia dan persaudaraan.
Di samping itu ada prakondisi dari setiap individu dalam memnuhi kebutuhan dan motif mencari keuntungan berjalan demi keuntungan individu maupun masyarakat. Prakondisi tersebut adalah kompetisi yang sehat, keterikatan kepada norma-norma yang secara sosial disepakati dan pemerintahan yang waspada.
Selain produksi yang menjadi acuan perekonomian suatu negara, terdapat kegiatan ekonomi lain yang juga berpengaruh yakni distribusi. Untuk mewujudkan suatu Negara yang dapat mengurangi nilai kemiskinan, pemenuhan kebutuhan materi bagi semua individu, ketersediaan peluang bagi setiap orang untuk dapat hidup secara terhormat. Hal itu perlu dilakukan pendistribusian secara efisien dan merata.
Dewasa ini, banyak dari kalangan remaja lebih mementingkan barang-barang branded tanpa mengulik lebih dalam lagi apa yang sebenarnya sedang terjadi di negeri ini. Indonesia merupakan Negara dengan sumber daya alamnya yang melimpah. Berbagai jenis bahan pokok pembuat furniture, rempah- rempah, kebutuhan pokok dari pangan, dan lain sebagainya dapat dicari pada tanah surga ini. Yang menarik perhatian dalam problematika ekonomi masa kini ialah produk-produk impor yang tidak bisa dikontrol lajunya, sumber daya alam yang kian menipis sehingga menurunnya kuwalitas maupun kuwantitas produk negeri dan pengenalan pada produk made in negeri sendiri bagi generasi milenial.
Di samping itu, cara kita mengatasi sumber daya alam yang kian menipis untuk kehidupan yang akan datang yaitu sistem ekonomi Indonesia harus dapat menjawab tiga pertanyaan ekonomi fundamental: apa, bagaimana, dan untuk siapa melakukan produksi. Ketika sistem ekonomi Indonesia mampu menjawab dan merealisasikan tiga pertanyaan tersebut. Problematika yang ada di atas mungkin dapat teratasi sehingga perekonomian negeri ini setidaknya bisa menjadi lebih baik.
"Indonesia masih dijajah" kata-kata tersebut memang benar adanya. Bagaimana bisa?. Itu merupakan pertanyaan yang harus diajukan oleh generasi Z melihat produksi dan distribusi di Indonesia ini bobrok. Kekayaan melimpah pada SDA sudah menjadi keunggulan bagi Indonesia. pekerja,pengrajin,seniman mengelolanya sehingga dapat tercipta sebuah produk. Negara lain yang tidak kalah dalam hal tersebut ingin bersaing. Dan tidak sedikit dari Negara-negara tersebut yang membeli bahan pokok ke Indonesia. Indonesia mengeksporkan SDA pada Negara-negara itu dengan harga yang menurut kita sudah melejit. Oleh Negara pembeli diolah menjadi sebuah barang branded. Seperti Hermes. Elizabeth, dsb. Yang dijual melebihi harga bahan pokoknya.
Kasarnya, generasi Z sedikit yang mengetahui bahwa bahan pokok dari barang-barang branded itu dibeli dari Indonesia. mereka hanya melihat atau terpacu pada apa yang orang luar gunakan. Itu merupakan strategi pemasaran Negara luar. Saya misalkan dengan Victoria Becham yang memakai tas Hermes berkulit pada saat ia keluar dari mobilnya yang sebelumnya sudah bekerja sama dengan pihak Hermes.
"Victoria mau tas gratis gak? Gantinya kami minta 5 fotomu pakai tas itu, oke?" kalau Victoria menerima tawaran, dia bisa mengambil tas branded sesuka dia dan sekalian foto sesuai dengan perjanjian. Setelah itu dibikinlah kampanye di majalah, medsos, TV buat siapa yang mau pre-order dengan iklan limited edition just 15 unit. Tas Victoria itu dijual dengan harga 200 jutaan dan hanya dalam waktu seminggu ke 15 tas tersebut sudah menemukan calon pembelinya.