Mi instan adalah salah satu contoh produk makanan yang sangat dekat dengan kehidupan kita, namun ketika membuka bungkus mi instan apakah pernah terlintas dibenak anda mengapa bumbu bubuk dan sayuran kering memiliki jenis kemasan yang berbeda dengan mi-nya, yaitu dikemas dengan alumunium foil yang berlapis plastik atau plastik termetalisasi ?
Fungsi kemasan pada produk makanan adalah untuk menunda penurunan kualitas, memperpanjang masa simpan, dan menjaga keamanan produk, dengan kata lain kemasan memberikan perlindungan dari 3 jenis penyebab kerusakan makanan : kimiawi, biologi dan fisik.
Perubahan kimiawi yang dapat menurunkan kualitas produk dapat berupa paparan oksigen (dapat membuat produk menjadi tengik); masuk ataupun keluarnya kelembaban dari dalam produk, dan paparan cahaya (gelombang tampak, inframerah ataupun ultraviolet).
Sedangkan pengaruh biologis yang dapat menyebabkan kerusakan makanan adalah mikroba pembusuk dan patogen, serangga, binatang pengerat, ataupun proses pematangan yang tidak terkontrol. Pengaruh seperti benturan ataupun tekanan juga mempengaruhi fisik dari bahan makanan.
Pemilihan jenis kemasan harus mempertimbangkan banyak aspek, yang bisa jadi saling mendukung, atau malah terkadang berlawanan. Pemilihan jenis dan desain kemasan harus mempertimbangkan karakteristik produk, marketing produk (keperluan distribusi dan keinginan konsumen), lingkungan dan pengelolaan limbah.
Dari segi karakteristik produk, faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan jenis kemasan adalah jenis produk yang akan dikemas, kemungkinan terjadinya reaksi antara produk makanan dan kemasan, sasaran pemasaran, masa simpan produk yang diinginkan, kondisi lingkungan tempat penyimpanan dan distribusi produk, pembuangan kemasan dan biaya.
Faktor seperti jenis produk makanan dan bahan kemasan saling terkait karena harus menyesuaikan jenis interaksi yang dapat terjadi selama penyimpanan, namun ada kalanya faktor-faktor tersebut saling berlawanan, seperti pengunaan kemasan single-serving yang disukai konsumen, namun dari segi lingkungan, penggunaan kemasan yang dapat memuat lebih banyak lebih baik (contohnya konsumen lebih menyukai produk sosis yang terdiri dari 2 potong sosis yang bisa dipakai untuk 1 kali sajian dari pada membeli sosis dengan merk yang sama namun berisi 15 potong sosis).
Pemilihan alumunium foil berlaminasi plastik ataupun plastik termetalisasi sebagai pembungkus bumbu bubuk mi instan adalah :
Bahan alumunium tahan terhadap korosi; memiliki penghalang yang baik untuk melindungi produk makanan dari pengaruh udara, suhu, kelembaban, bau, cahaya dan mikroba, selain itu alumunium fleksibel, mudah dibentuk. Kemasan laminasi dibuat dengan cara melapisi alumunium foil dengan plastik untuk meningkatkan kemampuan kemasan untuk menghalangi masuknya kelembaban dan udara, karena dengan laminasi dengan plastik memudahkan untuk penyegelan kemasan (kemasan disegel dengan menggunakan panas). Kemasan jenis ini cukup mahal, sehingga digunakan untuk bahan makanan yang bernilai tinggi seperti sup kering, tanaman herbal ataupun rempah-rempah. Alternatif yang lebih murah yaitu dengan film/plastik termetalisasi (metallized film), yaitu plastik yang mengandung lapisan tipis logam alumunium, sifatnya lebih fleksibel daripada kemasan laminasi. Kenampakan kemasan laminasi terkesan matte, sedangkan kemasan film termetalisasi lebih terkesan mengkilap (seperti contoh pada gambar).
Jadi, pemilihan jenis kemasan pada produk pangan merupakan hal penting dan tidak bisa disepelekan ya !
Have a great day, Stay Curious !