Masih tentang hujan yang mengingatkanku pada seorang anak manusia, yang menahan gigil ketakutan, menjerit histeris, meronta memecah suara derasnya guyuran air hujan disertai suara guntur bersahutan
Haruskah menyela hujan yang turun deras di saat orbit matahari menjalankan kewajibannya memberi cahaya pada siang, tetapi hujan menahannya untuk bersinar, di saat itu ada tangisan menyayat, rintihan pilu dari seorang gadis belia berparas rupawan terisolasi
Sayap-sayap yang mestinya melindungi, tak nampak di sisinya, yang ada hanyalah ruang kosong, senyap, tergugu ia seorang diri berurai air mata dari kedua mata beningnya. Ia hanya bersama sepi sepanjang waktu dengan ruang terkunci.
Dia tidak mengerti apa yang sedang dia alami, dia hanya merasakan takut, merasakan cemas diambang batas Ketika tangan penolong meraihnya, mendekap dan memeluknya erat. Dari bibir mungilnya terucap "Kembalikan aku ke tempatku ini jam lima sebelum Ibuku datang"
Cirebon, 08022021
Novi Nurul Khotimah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H