Lihat ke Halaman Asli

Novi Nurul Khotimah

Menulislah dengan hati

Coronavirus dalam Perenungan Diri

Diperbarui: 26 Maret 2020   14:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. pribadi

Sudah sepuluh hari saya menjalani work from home sejak diberlakukan mulai tanggal 16 Maret 2020 oleh pemerintah daerah. Pengalaman yang baru pertama kali menjalani work from home ini sepanjang perjalanan tugas kedinasan saya sebagai ASN selama masa kerja dua puluh dua tahun. Situasi darurat dengan adanya virus pandemi corona ini.

Tiada seorang pun yang tahu jika dunia akan terguncang hebat oleh virus yang konon kata seorang ahli di bidangnya sangatlah kecil wujudnya ini. Bahkan orang sehebat, seahli apapun dan di manapun.

Dunia serta merta berduka, ribuan jiwa tak berdaya hingga menutup mata untuk selamanya. Saya yakin ini semua adalah bagian dari skenario besar dari Sang Maha Pencipta.

Dunia melawan corona, bersama kita bisa melewati hari-hari mencekam ini. Tentunya dengan bertawakkal kepada Allah SWT. Itulah slogan-slogan yang kini popular, sebagai penyemangat untuk kuat melawan virus tersebut.

Menjaga kesehatan diri, ikuti anjuran pemerintah dengan kepatuhan yang konsisten, jangan sekali-kali merasa diri aman, jangan panik berlebihan yang menimbulkan stres, tetap wasapada dan tetap jaga semangat serta suasana hati harus selalu bahagia.

Dengan semangat yang kuat, menciptakan suasana hati bahagia merupakan salah satu cara menjaga imun tubuh yang kuat, virus penyakit apapun tidah mudah datang menyerang. Selanjutnya pasrahkan dan berserah diri kepada-Nya.

Saya seringkali berfikir, merenungi diri sendiri, apa sebenarnya yang telah saya lakukan selama masa bekerja dari rumah ini. Bahkan ada kemungkinan masa ini akan diperpanjang lagi.

Hal ini mengingat virus corona belum mereda, kasus pasien positif dan pasien meninggal semakin bertambah. Situasi di berbagai kota di Indonesia semakin dinyatakan darurat Covid -19.

Apa yang akan saya lakukan dalam mengisi hari-hari selama empat belas hari work from home ini? Apakah hanya membuka gawai untuk melukakan pekerjaan yang berkaitan dengan kedinasan? Hal itu terkadang menjenuhkan juga dan membuat mata lelah serta perih. Hehehe

Mungkin layar gawai yang kurang besar yah… . Ataukah memantau semua tugas-tugas guru yang sedang melakukan pembelajaran di rumah masing-masing dengan para peserta didiknya? Tentunya itu sudah pasti saya lakukan sebagai bagian dari komitmen dari tugas sebagai manager di sekolah.

Atau menemani buah hati saya dalam mengerjakan tugas-tugas dari sekolahnya? Itu sudah pasti sebagai bagian dari peran ganda saya sebagai seorang perempuan bekerja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline