Membersamai Kerikil dalam Rindu
Ketika rindu dan kerikil datang secara bersamaan dalam perjalanan ini
Terhenti langkah itu pasti jika tak ingin tetapak kaki ini terluka oleh tajamnya ujung kerikil itu
Bahkan kerikil itu harus diambil, merentangkan tangan untuk memungutnya, menggeser langkah kaki untuk membuangnya agar tak bersisa meski harus mundur beberapa langkah untuk sementara. Meskipun di kala itu bunga rindu hadir menyisir sisi-sisi dalam ruang
Tentu bukan untuk disesali kala datang menjelma
Meskipun tak mampu menahan butiran bening yang memaksa untuk jatuh dari kedua ujung mata
Termenung tentunya
Merenung pastinya
Bertafakur mawas diri
Membalut jiwa dengan refleksi diri
Menata hati
Bersyukur atas semua yang ada...
Cirebon,24092019
Novi Nurul Khotimah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H