Lihat ke Halaman Asli

Novi Nurul Khotimah

Menulislah dengan hati

Bagimu, Aku Hanyalah Sisa Waktu

Diperbarui: 20 Oktober 2018   10:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ketiga pagi, tetesan embun masih memberikan sentuhan lembutnya pada hari yang mulai menggeliat membuka sayap-sayapnya untuk menghilangkan rasa dingin yang menerpa. Sisa embun bergelayut di ranumnya pucuk hijau daun menguap bersama cahaya mentari. Engkau pergi mengembara ke dunia yang kerap menenggelamkanmu dengan alasan yang aku harus dapat memahami itu. Dan akupun engkau biarkan merajang matahari sendiri.

Ketika siang menjelang, suara-suara merdu menyapa, membisikkan kata-kata sendu merayu menawarkan betapa indahnya sebuah nirwana. Namun tak mampu jua menghentikan langkahmu meskipun hanyalah sejenak saja. Menemaniku yang rindu mendengar celotehmu tentang cerita burung manyar yang berebut belalang di padang rumput. Dan siangpun berlalu tanpa hadirmu..

Saat senja datang menyapa, cahaya merona menghampiri birunya langit. Cakrawala mulai berubah warna,  aroma malampun telah memenuhi ruang senyap. Burung-burung hantu bersahutan mewarnai suasana yang kian sunyi memanggil-manggil mereka yang belum pulang kandang. Tak tampak tanda-tanda engkau datang mengetuk pintu. Dan engkaupun membiarkan aku terus menunggu. Seluruh waktumu adalah milikmu. Bagimu, aku hanyalah sisa waktu..

Cirebon, 20102018

Novi Nurul Khotimah




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline