Indonesia menghadapi banyak tantangan selama era globalisasi, terutama dalam mempertahankan identitas bangsanya di tengah ideologi asing. Seringkali menarik, ideologi seperti liberalisme, kapitalisme, sosialisme, dan sekularisme yang berkembang di Eropa, sehingga berhasil mendorong kemajuan ekonomi dan kebebasan politik di Barat. Namun, sebagai ideologi yang berasal dari budaya dan sejarah negara, pancasila memiliki banyak keunggulan yang harus dipertahankan agar tetap relevan saat ini.
Adapun perbandingan antara pancasila dan ideologi Eropa yaitu dengan cara melalui pendekatan dan menawarkan ide-ide praktis untuk meningkatkan peran Pancasila dalam memerangi globalisasi diantaranya:
1. Pandangan Individu Tentang Kebebasan
Kebebasan individu adalah pilar utama dari ideologi Eropa, terutama liberalisme. Hak individu seperti kebebasan berpendapat, otonomi, dan kepemilikan pribadi sangat penting. Ini berbeda dengan pancasila, yang mengimbangi kebebasan pribadi dengan kepentingan umum. Kebebasan seseorang harus selaras dengan tanggung jawab sosial menurut Pancasila.
Adapun fokus liberal terhadap kebebasan individu tanpa mempertimbangkan dampak pada masyarakat secara keseluruhan yang sering kali menyebabkan kesenjangan sosial. Di sisi lain, Pancasila terkadang dianggap terlalu mengutamakan harmoni, yang membatasi kebebasan individu dan inovasi. Adapun fokus liberal terhadap kebebasan individu tanpa mempertimbangkan dampak pada masyarakat secara keseluruhan yang sering kali menyebabkan kesenjangan sosial. Di sisi lain, Pancasila terkadang dianggap terlalu mengutamakan harmoni, yang membatasi kebebasan individu dan inovasi.
2. Pandangan Mengenai Keadilan Ekonomi
Pasar yang efisien dan kebebasan ekonomi adalah fokus ideologi kapitalisme Eropa yang dominan. Selain itu, sosialisme juga menekankan pemerataan terhadap kekayaan melalui pengawasan negara. Pancasila menawarkan cara yang berbeda untuk menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan melalui konsep keadilan sosial dari sila kelima.
Pancasila sering menghadapi kesulitan dalam pelaksanaannya di mana tempat korupsi dan ketidakadilan masih menjadi masalah utama dalam pembagian kekayaan, sedangkan sosialisme sering menciptakan ketimpangan sosial yang besar. Oleh karena itu penguatan ekonomi berbasis masyarakat itu perlu seperti peningkatan koperasi, usaha kecil dan program redistribusi kekayaan yang lebih efisien harus menjadi fokus utama pemerintah Indonesia. Untuk mewujudkan keadilan sosial, transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana publik juga harus ditingkatkan.
3. Pandangan Agama dan Kehidupan Publik
Agama dipisahkan dari kehidupan publik oleh sekularisme yang populer di Eropa. Ini dilakukan untuk menjaga negara netral terhadap agama. Pancasila, sebaliknya, mengakui peran agama dalam kehidupan masyarakat dan menempatkannya sebagai dasar moral bagi bangsa.
Sekularisme sering kali dianggap mengabaikan nilai-nilai spiritual masyarakat dan Pancasila sering kali menghadapi kesulitan dengan adanya keberagaman bangsa, sehingga kemungkinan akan menimbulkan konflik agama. Untuk hal itu, Indonesia harus memperkuat percakapan agama yang didasarkan pada prinsip toleransi dan inklusi. Selain itu, pendidikan agama harus diorientasikan untuk menekankan nilai universal, yang akan membantu memperkuat persatuan bangsa.