Lihat ke Halaman Asli

Because You Are My Inspiration

Diperbarui: 5 Juni 2023   10:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi telah tiba, dengan malu-malu Sang Surya mulai menampakkan diri, seperti gadis cantik yang akan bertemu dengan Pujaan Hati. Burung-burung bernyanyi dengan merdu, bak playlist musik penyemangat pagi. Pagi yang cerah, pagi yang indah, seindah hati Dea yang selalu menunggu datangnya Sang Mentari.

Ya, dari kejauhan tampak Dea yang sudah siap dengan seragam putih abu-abunya menenteng tas hendak pergi ke sekolah. Gadis itu tampak sangat ceria. Dengan langkah gontai dia menggoes sepeda miliknya hingga sampai di sekolah yang masih tampak sangat sepi. Terang saja, jam kecil yang melingkar di tangannya masih menunjukkan pukul 06.15 yang berarti masih 30 menit lagi untuk mendengar bel masuk sekolah.

Gadis itu segera berlari menuju kelasnya, menaiki tangga hingga sampai di lantai teratas. Senyum Dea mengembang saat dari kejauhan tampak anak laki-laki dengan seragam yang sama dengannya masuk ke dalam gedung sekolah. Dari posisinya saat ini, gadis itu bisa melihat dengan jelas wajah tampan anak laki-laki tersebut. “Ahh, Kak Ibram.” Ucap Dea lirih sambil meletakkan tangan di dadanya.

Ya, Ibram adalah kakak kelas Dea yang juga merupakan cinta pertamanya. Sejak menjadi siswa baru di sekolah ini Dea sangat mengagumi Ibram. Bagaimana tidak, Ibram memiliki postur tubuh yang atletis, kulitnya putih, mata yang tajam, dengan proporsi wajah yang bisa dibilang sempurna. Belum lagi laki-laki itu selalu menjadi juara kelas. Tak salah jika Dea sangat mengaguminya. Bahkan semua keturunan Hawa di sekolah ini pasti mengidam-idamkan untuk menjadi kekasih Ibram.

“Kamu ngapain De?” Kata Lusi, salah satu sahabat Dea. Entah dari mana munculnya anak itu, awalnya Dea berpikir hanya dia seorang di tempat tersebut.

“Ah nggak kok, nggak apa-apa.”

“Ih, kamu merhatiin kak Ibram ya De.”

“Nggak..”

“Dea suka sama kak Ibram, Dea suka sama Kak Ibram..”, mulut Lusi sudah mulai di luar kendali, membuat Dea segera membungkam mulut tersebut dengan kedua tangannya.

“Diem..”

“Apa De, kamu suka sama Kak Ibram?” Loli, sahabat Dea yang lain datang untuk memperjelas pendengarannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline