Lihat ke Halaman Asli

Labirin Jagung Vio

Diperbarui: 29 Juni 2024   21:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Shutterstock

Dua adik beradik itu Vio dan Andrew nampak berpamitan kepada bundanya.

"Kita pamit bun mau main," seru Andrew dengan bersemangat.

"Pulang sebelum Ashar ya, abis itu ngaji," biarlah pikir bundanya ini kan hari libur.

Vio dan Andrew ternyata janjian dengan anak-anak sebayanya di bukit belakang sekolah. Terlihat buah alpukat menghijau ranum tanda buah sudah matang. Kata bunda itu alpukat mentega, lembut rasanya. 

Buah raspberry yang memerah seringkali disangka sebagai strawberry oleh Vio ternyata masam rasanya, lebih enak dibuat selai oleh bunda. Pepaya yang mulai menguning, jambu air, jambu batu semua ada di bukit belakang sekolah, termasuk buah kopi yang pernah vio gigit dan ternyata rasanya manis, tidak pahit seperti yang dibayangkannya, Kata bunda memang manis yang pahit itu biji kopinya. 

Bunda suka mengekstraksi biji kopi sendiri, kata bunda hasil kopinya lebih enak dan harum. Bunda bilang dulu negara kita negara agraris, swasembada pangan dan mempunyai garis pantai terpanjang di dunia tapi sekarang kenyataannya beras dan garam pun diimpor, itu kata bunda. 

Bunda selalu nampak sedih ketika di kelas mengajarkan kita sebuah lagu, dan ini sedikit penggalannya 'orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman' tetapi kenyataannya tidak seperti itu. Itulah yang menjadikan bunda rajin menggarap tanah di belakang sekolah, meskipun itu bukan milik bunda tetapi pemerintah. 

Biarpun suatu hari bisa saja tanah itu diambil secara tiba-tiba tetapi bunda tak akan menyesal sudah menghijaukan dan merimbunkannya, biarlah anak cucu bunda atau orang lain merasakan Oksigen yang dikeluarkan tanaman tersebut dan menyerap karbondioksida serta polusi sehingga atmosfer menjadi sejuk. 

Rumah bunda tepat berada di pinggir SD Negeri tersebut, tepatnya rumah milik pemerintah. Kalau berbicara tentang bunda tak akan ada habisnya, selalu saja ada 'kata bunda."

****

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline