Kembali hadir bersama saya di acara KENDURI Nusantara , tapi kali ini kita pindah lokasi ya . Betul banget ni kali ini kita ke daerah Pati . Terinspirasi dengan apa yang dilakukan oleh warga Solo melalui DOA ANAK NEGERI minggu lalu. Baca di sini. Warga Pati pun memiliki kegelisahan yang sama dengan saudara-saudara di Solo Raya.
Doa Anak Negeri di Solo telah membagunkan kesadaran warga Pati , sebagai warga negara yang memiliki tanggungjawab yang sama untuk menyelamatkan bangsa.
Dengan TEMA LARUNG SUKERTO ,
Umbul Donga Larung Sukerto ini diadakan Seperti hal nya dengan Kenduri di solo , kegiatan Larung ini pun Pada dasarnya sudah berlangsung turun temurun atau sudah tradisi .
Beda nya karena warga Pati yang sebagian besar adalah nelayan maka acara selamatan pun di jadikan Larung atau hanyut kan
Seperti halnya acara yang diadakan di daratan di laut pun Masyarakat Pati mengadakan acara kali ini bertujuan menghaturkan syukur atas apa yang telah Tuhan berikan melalui hasil laut dan menjaganya hingga akhir hayat .
Acara yang berlangsung pada hari Sabtu Pon, 9 Maret 2019, dimulai pukul 14.00 WIB hingga selesai. Berlokasi di TPI Banyutowo, Desa Banyutowo, Kecamatan Dukuhseti, Kabupaten Pati.
Kenduri nusantara itu kali ini bertajuk "Umbul Donga Larung Sukerto". Maksudnya memanjatkan doa, dan melarung energi negatif ke lepas pantai.
Acara yang di buka dengan tari an khas Pati yaitu Tari gambyong dan akan ditutup pula dengan tarian penutup yaitu tari tayub . Acara pun di buka oleh bapak Ipong selaku perwakilan dari masyarakat Pati . Yang mana Larung Sukerto kalau ini menghanyutkan atau me Larung kan dua buah Kembar Mayang dan Dua Ekor Bebek hidup sebagai perlambang.
Selain itu tak ketinggalan pula hadir dan di siapkan Tumpeng Merah Putih sebagai simbol persatuan dan kesejahteraan masyarakat pati .
Tumpeng merah putih akan menjadi simbol semangat masyarakat pati , simbol kecintaan masyarakat Pati pada NKRI.
Masyarakat pati pun berharap ini tak hanya berhenti di Solo dan Pati saja. Inilah saatnya kita menyatukan kembali kepingan-kepingan kerukunan. Merangkainya menjadi satu fragmen kehidupan yang menegaskan bahwa perbedaan itu adalah harmonisasi kehidupan. Demi masa depan anak cucu kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H