Setelah berkali-kali gagal seleksi, saya pun memutuskan untuk bertanya pada seorang dosen,"Gimana sih Pak, caranya dapat beasiswa?" Tanya saya kala itu. Namun, tanpa disangka-sangka, beliau menjawab dengan gamblangnya, "Ya mana saya tau, lha wong saya dapat beasiswa saja baru sekali"
Jawaban yang cukup 'nyelekit' kala itu, tapi setelah saya pikir baik-baik, betul juga sih. Bagaimana mungkin seseorang bisa mengetahui apa yang membuatnya lolos seleksi beasiswa saat mendapatkannya saja baru sekali seumur hidup.
Kecuali, ada hasil soal ujian dan terima rapor seperti anak sekolahan, pasti sudah bisa diketahui indikator apa saja yang membuatnya terlihat berprestasi.
Namun, untuk hal seleksi beasiswa yang hasil wawancara atau hasil seleksinya pun tak disebutkan dalam bentuk nilai secara gamblang, mustahil rasanya kita bisa menerka-nerka faktor apa yang membuat tim seleksi memilih kita. Betul tidak?
Jawaban dosen saya tersebut sontak saja membuat saya berhenti bertanya-tanya tentang bagaimana caranya lolos seleksi.
Saya pun mulai mencari sudut pandang lain, yakni terus berusaha mendaftar, melengkapi persyaratan dengan sangat baik, berdoa, dan berpasrah. Maklum, hemat saya setelah itu, pada akhirnya semua bergantung pada ridho Tuhan, keberuntungan, dan juga rezeki.
Nah, daripada mempertanyakan bagaimana caranya lolos, lebih baik memikirkan bagaimana caranya mempersiapkan kesiapan pendaftaran kita agar lebih efektif, ya kan?
1. Catat tanggal pendaftaran
Kebanyakan beasiswa mempunyai skema waktu pendaftaran yang relatif sama atau paling tidak berdekatan setiap tahunnya.
Nah, ini bisa jadi jalan pintas untuk kita agar bisa mempersiapkan berkas-berkas dengan lebih tepat waktu dan tidak mendadak.
Maklum, biasanya kalau mendadak mengurusnya, pasti ada saja yang terlewat atau kurang sempurna. Dan juga, membuat tenaga kita terkuras lebih banyak karena bersinggungan dengan kepentingan lainnya yang juga harus kita kerjakan.