Lihat ke Halaman Asli

Novi Fatonah

Mahasiswa

Gus Dur dan Cak Nur

Diperbarui: 4 Mei 2019   20:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok.pribadi

Gus Dur yang dimaksud adalah Abdurrahman Wahid,

Cak Nur yang dimaksud adalah Nurcholish Majid.

Cerita ini diambil pada sesi kajian Islam Nusantara Center bersama Pak Budhy Munawar Rahman (Murid Cak Nur)

Alkisah, pak Budhy sedang menemui Gus Dur dikediaman Gus Dur. Saat ditemui, Gus Dur sedang kipas-kipas sambil tiduran dengan setengah tidur. Saat itu Gus Dur seperti mengigau atau bermimpi dan berkata "Bud, enak kali ya kalo aku jadi presiden" dan anehnya kata pak Budhy, beberapa tahun setelah itu Gus Dur beneran jadi presiden. Sontak seluruh peserta kajian tertawa dan terkagum dengan Gus Dur.

Lanjut pak Budhy, Gus Dur berpesan kepada Cak Nur "Bud, tolong bilang kepada Cak Nur Pluralisme dan Humanisme itu jangan terlalu dibuat tekstual dengan menampilkan dalil-dalil atau ayat-ayat, mbok ya langsung terjun/aksi seperti yang saya lakukan itu." Kata Gus Dur kepada pak Budhy untuk disampaikan kepada Cak Nur.

Pada satu kesempatan, pak Budhy menyampaikan pesan Gus Dur kepada Cak Nur seperti yang tertera diatas. Lalu beberapa saat Cak Nur terdiam, kira-kira 5-7 menit Cak Nur terdiam. Kemudian Cak Nur mulai berbicara "Bud, kamu harus tahu siapa saya siapa Gus Dur. Gus Dur itu keturunan orang yang tidak biasa, beliau keturunan orang luar biasa, beliau darah biru. Sementara saya, hanya anak kiyai kampung. Gus Dur itu dalam setiap perkataan dan perbuatannya tentu orang-orang akan menggap itu perbuatan yang agamais. Sementara saya, setiap perkataan dan perbuatan yang agamais akan dicap sekuler." Ucap Pak Budhy menirukan ucapan Cak Nur.

alFatihah, untuk Gus Dur dan Cak Nur.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline