Lihat ke Halaman Asli

Novi Fatonah

Mahasiswa

Dicari Pemimpin Gaya Umar bin Khattab!

Diperbarui: 5 April 2019   22:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pngdownload.id

Ada banyak contoh pemimpin yang ideal dalam Islam, namun saya mengambil satu contoh dari sekian banyak pemimpin dalam Islam, yakni Khalifah Umar. Sahabat Nabi yang memiliki pola Toleransi yang tinggi, hingga mampu merangkul perbedaan menjadi satu kesatuan.

Alkisah, saat Yerusalem khususnya kota Aelia jatuh ke tangan umat Muslim pada zaman Umar Bin Khattab, sang Khalifah datang sendiri ke Yerusalem untuk memenuhi permintaan penguasa lama Yerusalem yakni Patriark Phoronius atau yang dikenal dengan Patriark Sophronius (w.638), perlu diketahui patriark ini merupakan gelar tertinggi dalam Gereja Ortodoks Timur, Gereja Ortodoks Oriental, Gereja Katolik dan Gereja Asyur.

Mereka bertemu guna serah-terima secara langsung penyerahan kota yang amat penting itu. Keadaan Yerusalem yang terkepung oleh kaum Muslim membuat Patriark Phoronius setuju untuk menyerah dan menyerahkan kota kepada Rasyidin Khalifah yakni Umar bin Khatab. Kemudian, Umar bin Khattab dan Patriark itu membuat perjanjian yang isinya memuat tentang jaminan perlindungan bagi agama lain khususnya umat Kristen pada saat itu.

Adapun bunyi perjanjian yang sangat penting itu;

"Inilah yang diberikan oleh hamba Allah, Umar komandan kaum beriman kepada penduduk Aelia tentang keamanan, ia memberi keamanan untuk jiwa dan harta mereka, juga untuk gereja-gereja dan salib-salib mereka, untuk yang sakit dan yang sehat dan untuk keseluruhan agamanya. Gereja-gereja mereka tidak akan di duduki atau dirusak dan gereja-gereja itu sendiri atau sekelilingnya tidak akan dikurangi. Begitu juga salib mereka, mereka tidak akan dipaksa meninggalkan agama mereka, dan tidak seorangpun dari mereka akan diganggu..." (Nurcholis Majid dalam bukunya Pintu-Pintu Menuju Tuhan)

Itulah sebagian isi perjanjian yang krusial mengenai keberagaman agama yang dibuat oleh sang Khalifah Umar bin Khatab. Bisa dibayangkan pada saat itu kondisinya umat Kristen sedang terdesak, tetapi bukan Umar namanya jika tidak bersikap ksatria menjadi pemimpin.

Dapat dilihat dari perjanjian itu, Umar bin Khatab mengajarkan bahwa menjadi seorang pemimpin harus mengayomi semua golongan termasuk agama selain Islam. Yang luar biasa dalam perjanjian tersebut Umar dan pasukannnya tidak akan merusak gereja dan salib-salib mereka bahkan sampai kepada halaman-halaman gereja.

Yang lebih menarik ialah part atau bagian kisah ketika Umar bin Khatab hendak shalat, ia dipersilahkan oleh Sophronius untuk shalat di gereja Holy Seopulcer atau yang dikenal Gereja Makam Kudus yakni gereja termpat Yesus pernah dikuburkan. Namun Khalifah menolak, kemudia ia shalat di tangga luar gerbang timur gereja itu. Umar berkata kepada Partiark Sophronius

"Pariark, tahukah anda mengapa aku menolak shalat dalam gereja anda? Anda dapat kehilangan gereja itu dan akan lepas dari tangan Anda karena nanti kalau aku sudah pergi, kaum Muslim akan mengambilnya dari Anda, sebab mereka sudah mulai berkata, disinilah tempat Umar dahulu shalat"

Karena itu, Gereja tersebut utuh hingga kini. Dan ditempat umar shalat, berdirilah Masjid Umar. Dari menaranya yang indah, suara Muazzin bercampur dengan nyanyian para pendeta Kristen dibawahnya. (Jerry M.Landy dalam bukunya dome of The Rock)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline