Lihat ke Halaman Asli

Psycholostory: Si Penting yang Terlupakan – Fictional Final Goals

Diperbarui: 17 Juni 2015   18:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Psycholostory edisi kali ini ingin mengajak kamu untuk sedikit berkontemplasi dan mengintip esensi hidup yang seringkali kita lupakan. Ada yang bisa tebak gak kira-kira pembahasan Psikologi apa yang bakal kita bahas sekarang? Kali ini kita akan bahas konsepnya Alfred Adler : Fictional Final Goals alias tujuan semu. Lho kok tujuannya semu sih? Eitsss, baca dulu dong! ^^

Sebelumnya, kenalan dulu yuk sama Alfred Adler. Adler iniawalnya adalah followernya Freud. Setelah ngerasa gak match, Adler akhirnya memisahkan diri. Adler lebih berfokus pada Psikologi Individual dimana konsep-konsep yang dimilikinya menekankan pada individu. That’s why teori Psikologi Individual Adler banyak bahas tentang keunikan pribadi manusia, manusia yang berjuang melawan kelemahan dirinya, minat sosial, gaya hidup, kekuatan kreatif individu, dan bagaimana individu mencapai tujuan-tujuan yang dibuatnya sendiri. Kalau ada yang mau request supaya #Psycholostory bahas itu satu-satu boleh lho, ya!

Jadi gini, menurutmu mungkin gak sih manusia hidup tanpa tujuan? Apa yang akan terjadi jika kita hidup tanpa tujuan? Lantas, kalau sudah punya tujuan tapi rasanya gagal terus berarti kenapa ya? *silahkan jawab di dalam hati*

Adler bilang, ada satu hal yang membuat manusia tetap bergerak sehingga tingkah lakunya menjadi terarah : TUJUAN. Disadari atau tidak, sebenarnya sesuatu yang memang membuat kita tetap bergerak dan berjuang adalah karena kita memiliki tujuan hidup. Ayo kita ambil contoh yang sederhana. Misalnya di suatu siang kamu ingin makan karena merasa lapar. Tujuan kamu adalah memperoleh makanan untuk dimakan. Itulah yang akhirnya membuat kamu bergerak dengan memasak, berjalan keluar rumah untuk membeli makanan, atau meminta makan pada orangtuamu. Yang jelas, kamu bergerak dan berperilaku untuk mencapai tujuan yang kamu inginkan. Sampai disini paham kan?

Kalau kita berpikir secara global, kita akan sepakat bahwa setiap orang memiliki tujuan yang berbeda-beda di dalam hidupnya. Meski mungkin semua orang memiliki tujuan besar, jumlah orang yang menyusun tujuan-tujuan kecil untuk mencapai tujuan besarnya rasanya tidak sama banyak. Padahal kata Adler, manusia harus memiliki tujuan-tujuan semu atau tujuan-tujuan antara yang dapat mengarahkan perilakunya agar dapat mencapai tujuan besar yang ingin dicapai. Tujuan semu itulah yang dinamakan Fictional Final Goals atau FFG.

Supaya gak bingung, sini pahami contohnya:

X adalah seorang mahasiswa. Sejak awal di tingkat satu, X memiliki tujuan ingin menjadi mahasiswa berprestasi dan menjadi lulusan terbaik. Untuk mencapai semua itu, X sadar bahwa ia harus melakukan dan mencapai sesuatu dulu sebelumnya. Itulah yang menjadikan X rajin belajar, aktif berorganisasi, dan aktif berrelasi sosial. Setiap semesternya, X memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapainya, misalnya memperoleh nilai A di seluruh mata kuliah.

See? Dilihat dari contoh di atas, tujuan besar X adalah menjadi mahasiswa berprestasi dan lulusan terbaik. Untuk mencapai itu, X memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapainya pada setiap semester. Itulah Fictional Final Goals.

Terus kenapa sih kok kita harus punya FFG? Jelas, supaya perilaku kita lebih mengarah pada tujuan besar yang kita miliki. Selain itu, FFG juga membantu kita untuk bisa sampai pada langkah demi langkah yang mengantarkan kita pada tujuan akhir. So, tujuan besar itu memang penting, tapi tujuan-tujuan kecil yang mengantarainya juga gak kalah penting, lho!

Nah lho, kamu pasti punya tujuan besar, kan? Apa yang sudah kamu lakukan untuk mencapainya? Yuk buat Fictional Final Goals! ^^




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline