Lihat ke Halaman Asli

novicahyoprabowo

Analis Kebijakan Visioner | Kreator Kata Inspiratif | Arsitek Konten Digital | Penasihat Strategis Inovatif | Pencari Pengetahuan Sejati

Memahami Diri: Kecerdasan, Pikiran dan Penderitaan

Diperbarui: 25 Desember 2024   23:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Dalam perjalanan saya untuk memahami diri sendiri, saya menemukan bahwa pikiran kita, yang sering kita anggap sebagai alat untuk memahami dunia, bisa menjadi penghalang dalam mengatasi masalah dan penderitaan yang kita alami.

Pikiran dan Penderitaan

Saya menyadari bahwa pikiran tidak bisa mengatasi penderitaan. Ketika kita merasa sakit hati atau kehilangan seseorang yang kita cintai, pikiran kita tidak selalu bisa menjelaskan apa yang kita rasakan. Dalam situasi seperti ini, berpikir tidak membantu kita memahami penderitaan itu sendiri.

Namun, saya menemukan bahwa ketika saya memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang diri saya, saya bisa mengurangi penderitaan. Ada saat-saat ketika saya merasa lebih tenang dan bisa melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda. Dalam momen-momen ini, saya merasa bisa mengubah cara saya berinteraksi dengan dunia.

Kualitas Diri dan Pengamat

Salah satu hal penting yang saya pelajari adalah tentang diri saya. Ketika saya merasa marah atau cemburu, saya sering berpikir bahwa saya terpisah dari perasaan itu. Namun, saya menyadari bahwa saya sebenarnya adalah bagian dari perasaan tersebut. Ketika saya mengakui bahwa saya adalah kemarahan itu, saya bisa menghilangkan konflik yang ada di dalam diri saya.

Saya juga menyadari bahwa ketika saya merasa terpisah dari perasaan saya, saya berusaha untuk mengubahnya. Namun, jika saya mengakui bahwa saya adalah perasaan itu, saya tidak perlu lagi berjuang untuk mengubahnya. Dalam keadaan ini, energi yang biasanya terbuang dalam konflik bisa digunakan untuk memahami diri saya dengan lebih baik.

Energi dan Perhatian

Saya juga menemukan bahwa ketika saya tidak merasa terpisah dari diri saya, otak saya berhenti berjuang melawan dirinya sendiri. Dalam keadaan ini, energi alami otak saya bisa mengalir dengan bebas, dan saya bisa lebih fokus. Perhatian menjadi jembatan antara pikiran dan otak, memungkinkan saya untuk melihat dan memahami tanpa gangguan.

Namun, saya menyadari bahwa banyak orang merasa lelah dan tidak berenergi karena cara berpikir yang sudah terbiasa. Oleh karena itu, penting untuk memulai dengan pemahaman yang sederhana tentang diri kita. Pengetahuan tentang diri bukanlah tentang mengumpulkan informasi, tetapi tentang belajar terus-menerus tentang siapa kita sebenarnya.

Pengetahuan Diri dan Transformasi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline